Fakta Green Jobs yang Dijanjikan Gibran Buka 5 Juta Lapangan Kerja
Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menjanjikan 19 juta lapangan kerja jika terpilh dalam Pilpres 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 juta lapangan kerja di antaranya adalah green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan.
"Jika agenda hilirisasi pemerataan pembangunan transisi menuju hijau, ekonomi kreatif, dan umkm bisa kita kawal, InsyaAllah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan, 5 juta diantaranya adalah green jobs," ujar Gibran dalam debat cawapres, Minggu (22/1).
Apa sebenarnya green jobs?
Gibran menjelasan, green jobs adalah peluang kerja dibidang kelestarian lingkungan. Menurut dia, green jobs adalah tren peluang kerja masa kini dan masa depan.
Mengutip lembar fakta tentang Green Jobs yang dibuat Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO, freen jobs dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan dan sektor ekonomi, hingga ke tingkat yang mampu melestarikan lingkungan hidup.
Green jobs secara khusus tetapi tidak eksklusif mencakup pekerjaan yang membantu melindungi ekosistem dan biodiversita, mengurangi energi, materi, dan konsumsi air melalui strategi yang memiliki tingkat efisiensi tingg, dekarbonisasi perekonomia, serta mengurangi atau mencegah pembuatan segala bentuk limbah dan polusi.
Jutaan green jobs sudah ada di berbagai negara industri, termasuk negara berkembang dan berkembang green jobs.Ccakupan bidangnya, antara lain:
- Pasokan energi, mencakup sumber-sumber energi terbarukan dan efisiensi
- Transportasi
- Industri dasar dan daur ulang
- Pertanian dan kehutanan.
ILO menyebut, 2,3 juta orang telah berhasil memperoleh pekerjaan baru di sektor energi terbarukan saja dalam beberapa tahun terakhir. Potensi pertumbuhan pekerjaan di sektor ini juga masih sangat besar. Pekerjaan di bidang energi alternatif dapat meningkat hingga 2,1 juta di bidang energi angin dan 6,3 juta di bidang energi matahari pada tahun 2030.
Energi terbarukan mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan daripada pekerjaan di bidang bahan bakar fosil. Investasi yang diproyeksikan dapat mencapai US$630 miliar pada tahun 2030 secara global diharapkan dapat menciptakan minimal 20 juta lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan.
Di bidang pertanian, 12 juta orang dapat dipekerjakan di bidang industri biomass energi serta industri-industri terkait lainnya. Transisi dunia ke gedung-gedung yang efisiien energi dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan serta menghijaukan pekerjaan yang ada bagi sekitar 111 juta pekerja di sektor konstruksi.
Menurut ILO, green jobs di negara berkembang dan sedang berkembang mencakup lapangan pekerjaan bagi para manajer, ilmuwan, dan teknisi. Berbagai pihak dapat memperoleh manfaat dari mereka seperti kalangan remaja, petani, penduduk desa dan penduduk perkampungan miskin.
Menurut ILO, ada banyak jenis pekerjaan yang pada prinsipnya hijau tetapi pada praktiknya tidak. Hal ini dikarenakan kerusakan lingkungan akibat terjadinya praktik-praktik yang salah. Di samping itu, bukti menunjukkan bahwa green jobs tidak secara otomatis merupakan pekerjaan layak.
Banyak pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan merupakan pekerjaan yang “kotor, berbahaya dan sulit”. Ini pekerjaan di sektor industri, seperti daur ulang dan pengolahan limbah, energi biomass dan konstruksi yang cenderung bersifat berbahaya dan berupah kecil. Oleh karena itu, kebijakan tentang green jobs perlu difokuskan pada upaya untuk mengalihkan pekerjaan-pekerjaan ini menjadi pekerjaan yang hijau dan bermutu serta mampu melestarikan lingkungan hidup.
Menurut ILO, perubahan perlu dilakukan jika green jobs dijadikan jembatan untuk menciptakan masa depan yang benar-benar berkelanjutan. Green jobs harus berupa pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan, serta secara efektif mengurangi kemiskinan) danmelindungi lingkungan hidup.
Bagaimana Green Jobs di Indonesia?
ILO dan sejumlah organisasi internasiona lainnya seperti Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Programme) dan Konfederasi Serikat Pekerja Internasional (International Trade Union Confederation) membentuk prakarsa green jobs pada 2007. Organisasi Pengusaha Internasional (International Organization of Employers) bergabung dengan prakarsa ini setahun kemudian.
Prakarsa ini diluncurkan untuk menggalang pemerintah, pengusaha dan pekerja agar terlibat langsung dalam dialog tentang kebijakan terkait dan program-program efektif yang mampu menciptakan perekonomian yang hijau melalui green jobs dan pekerjaan layak untuk semua.
Adapun proyek green jobs di Asia telah dimulai di Indonesia sejak Agustus 2010 untuk jangka waktu dua tahun hingga Juli 2012. Proyek ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Kemitraan ILO-Australia Di samping para konstituen utama ILO seperti Kementerian Ketenagakerjaan dan Asosiasi Pengusaha Indonesia, proyek Green Jobs di Asia melibatkann Kementerian Lingkungan Hidup, Kementrian Industri, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Tujuan utama proyek ini di Indonesia adalah untuk mengembangkan kapasitas konstituen ILO dan mitra nasional dalam meningkatkan koherensi kebijakan di tingkat nasional agar dapat menghasilkan lapangan pekerjaan berwawasan lingkungan serta transisi yang adil bagi para pekerja dan pengusaha menuju pembangunan yang ramah lingkungan, rendah karbon, serta ketahanan iklim di Indonesia.
Adapun contoh prakarsa green jobs Asia di Indonesia, antara lain spesialis eksplorasi panas bumi dan pendaur ulang limbah dengan kondisi kerja yang layak di koperasi yang terorganisir dengan baik.