Suku Bunga Naik, BI Tetap Yakin Ekonomi RI Mampu Tumbuh 5,5% Tahun Ini
Bank Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,5% pada tahun ini kendati suku bunga naik. BI menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps), menjadi 6,25%.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juli Budi Winantya masih memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,7% hingga 5,5% pada tahun ini. Ia menekankan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian global dan risiko kenaikan inflasi.
"Beberapa dampak kebijakan suku bunag itu relatif aman. Kenapa kita optimis? Karena nilai tukar penting untuk memperkuat stabilitas dan kebijakan suku bunga untuk menstabilkan nilai tukar,” ujar Juli dalam acara Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respons Bauran Kebijakan di Samosir, Sumatera Utara, Senin (29/4).
Ia mengatakan, BI tengah menyiapkan insentif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini. BI optimistis perekonomian Indonesia pada kurtal I 2024 tumbuh lebih tinggi secara tahunan dibandingkan kuartal IV 2023 sebesar 5,04%.
BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada Rabu (24/4). Ini merupakan kenaikan pertama kali pada 2024 sejak kenaikan terakhir pada Oktober 2023 lalu.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan alasan bank sentral menaikkan suku bunga di tengah prediksi para analis dan ekonomi yang memperkirakan suku bunga tetap dipertahankan di level 6%.
Perry mempertimbangkan sejumlah aspek hingga akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga. BI kemudian merumuskan bauran kebijakan untuk mencegah potensi risiko agar stabilitas rupiah tetap terjaga.
Menurut Perry, saat ini kondisi global dan dinamika keuangan berubah begitu cepat. Maka dari itu, risiko dan ketidakpastian meningkat. Salah satunya, ketidakpastian kapan bank sentral AS, The Fed menurunkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR).
“Potensi risiko FFR tidak turun di tahun 2024 dan baru turun 50 bps yang kemungkinan terjadi pada triwulan pertama 2025,” ujar Perry dalam konferensi pers secara daring, Rabu (24/4).