The Fed Singgung Inflasi AS Mereda, Sinyal Pemangkasan Suku Bunga?
Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powell memberikan sinyal penurunan tingkat suku bunga acuan. Hal ini karena inflasi AS dan dampak ekonomi dari pandemi mulai mereda.
“Kami sangat menyadari bahwa kami sekarang menghadapi risiko dua sisi dan tidak dapat lagi fokus hanya pada inflasi," kata Powell kepada Komite Perbankan Senat, Selasa (9/7) dikutip dari Reuters.
Powell mengatakan dirinya tak memberikan sinyal langsung tentang penurunan bunga. Meski demikian, analis memprediksi pemangkasan suku bunga akan berlangsung paling cepat pada September 2023.
"The Fed perlu mengatasi pelemahan di pasar tenaga kerja…Tampaknya fondasi untuk melakukan perubahan pada bulan September sudah diletakkan," kata Kepala Ekonom Natixis di New York, Christopher Hodge.
Powell dalam sambutannya di depan Senat AS mengatakan inflasi telah membaik dalam beberapa bulan terakhir. Ia juga mengatakan data perekonomian yang lebih baik akan memperkuat alasan The Fed melonggarkan kebijakan moneter.
Komentar Powell ini menunjukkan keyakinan Bank Senntral AS bahwa inflasi akan kembali ke target yakni 2%. The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25% hingga 5,5% sejak Juli 2023.
"Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%.” katanya.
Saat ini The Fed menunggu informasi harga konsumen Juni pada Kamis (11/7). Laporan ketenagakerjaan menunjukkan adanya tambahan 20.00 pekerja pada bulan Juni, namun trennya melambat.
Powell juga mengatakan data ketenagakerjaan AS masih berada dalam angka yang rendah. Namun, ia mengatakan membiarkan kebijakan moneter yang ketat bisa melemahkan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja.
Menyusul komentar ini, analis dan investor memberikan prediksi sekitar 70% kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga pada September. "Mereka melihat risiko jika tak melakukan pemotongan dalam waktu dekat," kata konom Annex Wealth Management di Brookfield Wisconsin, Brian Jacobsen.