Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat Jelang Rilis Data Inflasi AS
Sejumlah analis memproyeksikan nilai tukar rupiah akan lanjutkan penguatan. Rupiah ditutup menguat 10 poin pada level Rp 16.240 per dolar AS usai pada Rabu (10/7).
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (11/7) sekitar pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka pada level Rp 16.185 per dolar AS. Angka tersebut menunjukan penguatan 55,50 poin atau 0,34 persen.
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi memproyeksikan pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah dapat bergerap fluktuatif. "Rupiah bisa ditutup menguat direntang Rp 16.190 hingga Rp 16.280 per dolar AS," kata Ibrahim Rabu (10/7).
Ibrahim mengatakanmenuturkan, penguatan rupiah kemarin didukung oleh sejumlah faktor. Untuk faktor eksternal terdapat sentimen dari pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memicu spekulasi kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga.
"Jika memberikan statement positif akan berdampak positif pada mata uang rupiah," ungkap Ibrahim.
Senada dengan Ibrahim, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga optimistis pergerakan nilai tukar rupiah hari ini akan menguat. Fikri berharap dengan sentimen yang ada saat ini dapat memposisikan rupiah terus terapresiasi.
"Semoga terus terapresiasi ya, walaupun mungkin akan tipis antara Rp 16.190 hingga Rp 16.270 per dolar AS," kata Fikri kepada Katadata.co.id, Kamis (11/7).
Fikri menjelaskan faktor yang mempengaruhi penguatan rupiah hari ini yaitu penurunan USD Index seiring apresiasi mata uang Eropa karena risiko politik yang berkurang. Selain itu juga kondisi pasar menunggu rilis inflasi CPI di AS malam ini.
Sementara itu, analis mata uang Lukman Leong juga mengungkapkan rupiah pada hari ini diperkirakan masih berpotensi menguat terhadap dolar AS. Hal tersebut dikarekanan dolar AS yang melemah karena meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
“Namun penguatan akan terbatas, investor wait and see menantikan data inflasi AS malam ini. Rupiah hari ini pada kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.300,” ujar Lukman.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga memprediksi rupiah berpeluang meneruskan penguatannya hari ini terhadap dolar AS. Hal itu setelah semalam Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataanya di hadapan DPR AS mengatakan tidak akan menunggu inflasi dua persen untuk memangkas suku bunga acuannya.
“Jadi the Fed bisa memangkas bunga bila tingkat pengangguran semakin memburuk,” kata Ariston.
Indeks saham Asia juga terlihat menghijau yang artinya sentiment pasar terhadap aset berisiko cukup positif dan ini bisa membantu penguatan rupiah yang juga adalah aset berisiko.
Ariston mengatakan potensi penguatan rupiah bisa mencapai kisaran Rp 16.180 hingga Rp 16.200 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.280.