Para Menkeu G20 Bahas Pajak Orang Super Kaya, Targetkan Elon Musk hingga Ambani

Andi M. Arief
26 Juli 2024, 11:00
G20, pajak, orang super kaya, pajak orang super kaya
Dok. G20 Brasil
Ilustrasi. Pertemuan para menkeu negara G20 di Brasil, antara lain akan membahas usulan pajak bagi orang super kaya.
Button AI Summarize

Para menteri keuangan negara G20 tengah menggelar pertemuan di Rio de Janeiro, Brasil. Menteri keuangan dari negara-negara kaya dan berkembang berkumpul untuk membahas pajak global bagi orang-orang super kaya.

Menurut usulan yang ada sebelumnya, seseorang dengan total aset lebih dari US$ 1 miliar dolar AS akan diminta untuk membayar pajak penghasilan setara 2% dari kekayaan. Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad mengatakan kepada wartawan bahwa deklarasi akhir pertemuan tersebut akan menyebutkan usulan untuk mengenakan pajak bagi orang super kaya.

"Apa yang telah dimulai hari ini adalah proses yang lebih luas yang akan membutuhkan partisipasi akademisi, cendekiawan, dan organisasi internasional yang berpengalaman dalam subjek tersebut seperti OECD dan PBB," kata Haddad dikutip dari ABC News, Jumat (26/7).

Seorang pejabat dari Kementerian Keuangan Brasil mengatakan kepada wartawan pada pekan lalu bahwa Prancis, Spanyol, dan Afrika Selatan yang akan memimpin G20 pada 2025 telah menyatakan dukungannya. Hanya saja, Menteri Keuangan AS Janet Yellen tidak mendukung inisiatif tersebut.

“Kebijakan pajak sangat sulit dikoordinasikan secara global, dan kami tidak melihat perlunya atau benar-benar berpikir perlu untuk mencoba menegosiasikan kesepakatan global mengenai hal itu. Tapi AS sangat mendukung perpajakan progresif," ujar Yellen.

Target Pajak Orang Super Kaya 

Wacana pajak orang super kaya ini diusulkan oleh Brasil sebagai tuan rumah G20 pada tahun ini. Ekonom Bruno Carazza mengungkapkan, kesepakatan mengenai pajak global terhadap miliarder diperlukan untuk mengurangi daya tarik surga pajak. Berdasarkan laporan dari ekonom Perancis Gabriel Zucman,  para miliarder saat ini hanya membayar pajak yang setara dengan 0,3% dari kekayaan.

Laporan tersebut menyebutkan pajak sebesar 2% akan meningkatkan US$ 200 miliar hingga US$250 miliar per tahun secara global dari sekitar 3.000 orang. Nilai tersebut dapat mendanai layanan publik seperti pendidikan dan perawatan kesehatan serta perang melawan perubahan iklim.

Berdasarkan analisis dari Oxfam, sebanyak 1% orang terkaya telah mengumpulkan US$ 42 triliun dalam bentuk kekayaan baru selama dekade terakhir. Angka itu hampir 36 kali lebih banyak dari seluruh 50% penduduk dunia yang termiskin.

Dalam jajaran 10 orang terkaya dunia berdasarkan data Forbes, mayoritas berasal dari Amerika Serikat yang menolak inisiatif tersebut. Orang terkaya dunia Elon Musk memiliki aset mencapai US$ 234 miliar. Sementara orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani berada diurutan ke-11 dengan harta mencapai US$ 116.1 miliar. 

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan perlunya peningkatan pajak bagi orang-orang terkaya di dunia. Hal itu diungkapkan ketika Lula menyatakan rencana untuk aliansi global melawan kelaparan dan kemiskinan.

"Di puncak piramida, sistem pajak berhenti menjadi progresif dan menjadi regresif. Orang-orang super kaya membayar pajak yang jauh lebih sedikit secara proporsional daripada kelas pekerja," ujar Lula.

Kantor pers G20 di Brasil merilis adanya aliansi global melawan kelaparan dan kemiskinan bertujuan untuk menerapkan mekanisme untuk memobilisasi dana dan pengetahuan. Hal itu untuk mendukung perluasan kebijakan dan program untuk memerangi kesenjangan dan kemiskinan.

Aliansi ini akan dikelola oleh sekretariat yang berlokasi di markas besar Organisasi Pangan dan Pertanian PBB di Roma dan Brasilia hingga 2030. Lula menyebut, setengah dari biayanya ditanggung oleh Brasil.



Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...