OJK Beberkan Bukti Penurunan Kelas Menengah Belum Berdampak ke Sektor Keuangan

Rahayu Subekti
7 September 2024, 10:10
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan sambutan saat pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan lit
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memberikan sambutan saat pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengantisipasi dampak dari penurunan kelas menengah dan deflasi beruntung. Namun demikian OJK memastikan penurunan jumlah kelas menengah dan deflasi beruntun selama empat bulan terakhir belum berdampak kepada industri jasa keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan hal tersebut dikarenakan kredit atau pembiayaan masih tercatat tumbuh dan inflasi masih terjaga. 

"Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2024 tetap bisa terjaga di atas 5%. Itu merupakan sesuatu pencapaian yang baik di tengah kondisi global dalam perlambatan pertumbuhan ekonomi juga disertai kondisi ketidakpastian global dalam geopolitiknya," kata Mahendra dalam konferensi pers RDKB, Jumat (6/9). 

Meski terjadi deflasi selama empat bulan terakhir dan adanya penurunan kelas menengah, Mahendra menyebut inflasi inti masih tetap tercatat naik pada level 1,95% pada Juli 2024 secara tahunan. Dia mengatakan hal itu menunjukkan permintaan tetap memperlihatkan peningkatan. 

Khsusus untuk sektor jasa keuangan, Mahendra menyebut kredit perbankan juga masih terjadi pertumbuhan. "Kredit perbankan secara menyeluruh tumbuh 12,4%, sedangkan piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 10,53%. Ini semua pada Juli 2024 dibandingkan periode sama tahun lalu," ujar Mahendra. 

Dia menilai, semua data tersebut menunjukkan pertumbuhan dan kinerja sektor jasa keuangan tetap terjaga baik. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi menyeluruh dan juga pertumbuhan di bidang sektor jasa keuangan. 

"Itu dapat untuk kemudian kita simpulkan bahwa terjadinya deflasi dan penurunan kelas menengah dilihat dari angka-angka yang ada di sektor jasa keungan nampaknya tidak memperlihatkan dampak signifikan," kata Mehendra. 

Pembiayaan Fintech Masih Moncer

Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman juga mengungkapkan kinerja lembaga pembiayaan atau multifinance dan penyelenggara fintech lending masih moncer. Hal itu terjadi di tengah adanya indikasi pelemahan daya beli. 

"Dapat kami sampaikan, data piutang pada Juli 2024 tumbuh 10,53% secara tahunan menjadi Rp 494 triliun," kata Agusman. 

Selain itu untuk sektor peer to peer atau P2P lending, Agusman mengungkapkan juga masih mencatatkan kinerja yang positif. Dia mengatakan P2P lending pada Juli 2024 naik 23,97% secara tahunan menjadi Rp 69,39 triliun. 

"Ini ada tren pembiayaan terjaga dan memberikan sinyal industri P2P bisa mampu memitigasi risiko penurunan daya beli masyarakat sehingga pembiayaan dari sektor ini dapat terus melanjutkan pertumbuhan ke depan," ujar Agusman. 

OJK Antisipasi Dampak Deflasi dan Penurunan Kelas Menengah

Meskipun kinerja sektor jasa keuangan masih tumbuh, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan tetap akan mengantisipasi dampak dari deflasi dan penurunan kelas menengah.

"Dilain sisi pemerintah dalam hal ini kami di OJK terus melakukan berbagai langkah mengantisipasi kemungkinan dampak yang kurang baik. Antara lain kita upayakan terjaganya daya beli masyarakat," kata Mahendra. 

Selain itu, untuk mengantisipasi kemungkinan potensi negatif dari fenomena deflasi dan penurunan kelas menengah, pemerintah tetap bekerja sama. Khususnya dalam forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK.

"Kami di OJK maupun di dalam forum KSSK berupaya stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga," ujar Mahendra. 

Meskipun begitu, Mahendra menegaskan OJK tidak mengharapkan kondisi deflasi dan penurunan kelas menengah berdampak signifikan terhadap sektor jasa keuangan. Dia mengharapkan kinerja di sektor jasa keuangan mauoun ekonomi secara umum dapat terjaga dengan baik. 

Kelas Menengah Turun hingga Deflasi Beruntun

BPS menyebut penurunan kelompok kelas menengah terjadi sejak pandemi Covid-19. Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional atau Susenas Maret 2024, jumlah kelas menengah turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. 

Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti memastikan penurunan kelas menengah bukan menjadi rentan miskin. “(Turunnya) menuju kelas menengah. Makanya tadi, calon kelas menengahnya naik,” kata Amalia di Gedung BPS, Jumat (30/8). 

BPS melaporkan, jumlah kelompok menuju kelas menengah pada 2019 mencapai 128,85 juta orang dengan proporsi 48,20%. Angka tersebut melonjak pada 2024 menjadi 137,50 juta orang dengan proporsi 49,22%. 

Dia mengakui penurunan kelas menengah terjadi sejak pandemi Covid-19. Karena sebelumnya, angka kelas menengah meningkat pada 2014 hingga 2019. Kemudian mencapai 43,34 juta orang pada 2024 dan naik menjadi 57,33 juta orang pada 2019.

Namun jumlahnya menurun menjadi 53,83 juta orang saat pandemi pada 2021 dan terus merosot setiap tahunnya hingga 2024. Hal ini turut memengaruhi jumlah kelas menengah secara keseluruhan di Indonesia. 

BPS juga mencatat deflasi pada Mei 2024 mencapai 0,03% secara bulanan dan semakin dalam pada Juni menjadi 0,08%. Deflasi pun semakin parah pada Juli 2024 yang mencapai 0,18%. 

Deflasi berlanjut pada Agustus 2024, namun kembali ke level 0,03% sama seperti bulan Mei. Secara umum, deflasi adalah penurunan laju inflasi dalam waktu tertentu. Pada kondisi ini, harga barang dan jasa secara bersamaan mengalami penurunan.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...