Rupiah Berpotensi Melemah Hari Ini Tersulut Kebijakan Trump dan The Fed

Rahayu Subekti
30 Januari 2025, 09:39
Rupiah
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Jumat (2/1/2025).

Ringkasan

  • Kebijakan The Fed menahan suku bunga acuan dan pernyataan kebijakan yang condong ketat memicu pelemahan rupiah.
  • Investor masih mengantisipasi ketidakpastian global dan kebijakan tarif dari Trump, sehingga rupiah diproyeksikan bergerak pada kisaran Rp 16.140 Rp 16.340 per dolar AS.
  • Meski Bank Sentral AS diperkirakan akan mempertahankan kebijakan agresif, namun pandangan positif terhadap perekonomian AS dapat mengubah persepsi pasar dan menguatkan dolar AS terhadap rupiah.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah analis memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa melemah hari ini. Pelemahan rupiah dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuannya pada level 4,25-4,5%.

“Rupiah diperkirakan akan dibuka melemah terhadap dolar AS. Rupiah pada hari ini akan berada pada level Rp 16.200 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (30/1).

Lukman menjelaskan, pelemahan rupiah ini dipengaruhi hasil pertemuan FOMC semalam. Menurutnya, The Fed memberikan pernyataan yang condong hawkish atau kebijakan yang ketat karena inflasi yang masih tinggi. The Fed juga masih mengantisipasi ketidakpastian global dan kebijakan Trump.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.246 per dolar AS. Level ini melemah 26 poin atau 0,16% dari penutupan sebelumnya.

Senada dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah akan melemah hari ini. “Kemungkinan rupiah akan terdepresiasi tipis di antara Rp 16.140 per dolar AS hingga Rp 16.340 per dolar AS,” ujar Fikri.

Fikri menuturkan kebijakan The Fed yang masih ketat dengan mempertahankan suku bunganya bisa melemahkan pergerakan rupiah. Selain itu, investor juga masih akan wait and see menjelang implementasi kebijakan tarif dari Trump pada 1 Februari 2025.

Di sisi lain, pengamat pasar uang, Ariston mengatakan meski Bank Sentral AS masih akan mengeluarkan kebijakan agresif namun tetap menyampaikan gambaran yang positif mengenai perekonomian AS, terutama situasi ketenagakerjaan.

“Hasil ini bisa mengubah persepsi pasar bahwa Bank Sentral AS mungkin akan lebih sedikit memangkas suku bunganya tahun ini,” kata Ariston.

Ariston menilai kebijakan tarif perdagangan yang akan diputuskan Trump bisa memicu kenaikan inflasi di AS. Kebijakan ini diprediksi akan memicu kenaikan harga barang-barang konsumsi yang diimpor.

“Oleh karena itu ada potensi dolar AS bisa menguat terhadap rupiah hari ini. Rupiah bisa berpeluang ke arah Rp 16.250 per dolar AS hingga Rp 16.280 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp 16.200 per dolar AS,” ucap Ariston. 



Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...