Survei KIC: Separuh Penduduk Kelas Menengah Punya Pekerjaan Sampingan

Ringkasan
- Sekitar 50% kelas menengah memiliki pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup, menabung, dan mencapai tujuan finansial.
- Mayoritas responden survei berasal dari kelompok pendapatan rendah (SES C) dan generasi milenial, menunjukkan tekanan ekonomi sebagai pendorong utama memiliki pekerjaan sampingan.
- Sebagian besar responden berencana untuk terus memiliki pekerjaan sampingan di masa depan, menyoroti pentingnya strategi ini untuk kesejahteraan kelas menengah.

Survei Katadata Insight Center menunjukkan, sekitar satu dari dua penduduk kelas menengah memiliki pekerjaan tambahan atau sampingan. Faktor ekonomi mendominasi alasan masyarakat kelas menengah memiliki pekerjaan sampingan.
Berdasarkan survei yang bertajuk "Kelas Menengah Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi", ada tiga alasan utama masyarakat kelas menengah memiliki pekerjaan sampingan, yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan tabungan, dan mencapai tujuan finansial.
Hanya 30% responden yang memiliki pekerjaan sampingan dengan alasan nonfinansial yang berkaitan dengan minat dan bakat. Menurut laporan survei itu, hal ini memperlihatkan bahwa pekerjaan tambahan/sampingan kemungkinan besar adalah respons terhadap tekanan ekonomi, bukan sekadar pilihan gaya hidup.
Responden yang memiliki pekerjaan sampingan tersebar pada berbagai kelompok pendapatan yang disurvei oleh Katadata Insight Center. Ada tiga kelompok responden yang disurvei berdasarkan pendapatan yakni SES A Rp 2 juta hingga Rp 4 juta, SES B Rp 4 juta hingga Rp 6 juta, dan SES C Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Mayortas atau 76,1% responden yang disurvei berada pada SES C.
Berdasarkan kelompok umur, responden generasi milenial atau yang berusia 28 tahun hingga 43 tahun menjadi yang paling banyak memiliki pekerjaan sampingan dengan porsi mencapai 49,5%. Sedangkan gen X sebesar 44,8% dan gen Z 42,5%.
Menurut survei, mayoritas kelas menengah yang sudah memiliki pekerjaan tambahan atau sampingan berencana untuk terus menjalankannya di masa mendatang setidaknya dalam lima tahun ke depan. Hal ini mencerminkan bahwa pekerjaan tambahan/sampingan telah menjadi salah satu strategi utama, bahkan mungkin sebuah kebutuhan bagi kelas menengah untuk bertahan dan meningkatkan kesejahteraan.
Survei dilakukan KIC terhadap 472 responden dilakukan secara online dengan metode non-probability sampling. Populasi terdiri dari penduduk Indonesia berusia 17-59 tahun yang tersebar di 10 kota besar, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Denpasara, Makassar, Banjarmasin, dan Jayapura.
Mayoritas responden yang berpartisipasi dalam survei ini adalah laki-laki atau sebesar 60%. Sebagian besar atau 45,8% berusia antara 28 hingga 43 tahun, yang tergolong dalam generasi Milenial. Sebanyak 53% responden sudah menikah.
Selain itu, mayoritas responden atau 76,1% berasal dari kelompok pendapatan 2 juta hingga Rp 4 juta dan memiliki tingkat pendidikan setara Sarjana sebanyak 43% responden serta SMA sebanyak 40%. Mayoritas responden bekerja di sektor formal, terutama sebagai karyawan swasta sebanyak 38,1%. Adapun margin of error survei sebesar 4,6%.
Nantikan hasil lengkap survei Katadata Insight Center mengenai “Kelas Menengah Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi” pada acara Indonesia Data and Economic (IDE) Conference yang diselenggarakan di Hotel St. Regis, Selasa 18 Februari 2025.