Rupiah Dibuka Melemah, Terdalam di Antara Mata Uang Asia

Rahayu Subekti
19 Maret 2025, 09:59
rupiah, dolar, nilai tukar
Katadata/Fauza Syahputra
Petugas menunjukkan mata uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Ringkasan

  • Produsen bubble tea Tiongkok terkemuka, termasuk Mixue dan Guming, mengajukan IPO di Bursa Hong Kong untuk mendukung ekspansi agresif mereka.
  • Industri bubble tea berkembang pesat di Tiongkok, dengan pertumbuhan penjualan tahunan yang diperkirakan mencapai 40% pada tahun 2023.
  • Persaingan di industri ini ketat, dengan para pemain membutuhkan IPO untuk mengumpulkan dana guna membiayai pertumbuhan dan membangun posisi operasi yang stabil.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Rupiah pagi ini dibuka melemah hingga yang terdalam di antara mata uang Asia.  Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (19/3), pagi ini pukul 09.50 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.513 per dolar AS. Level ini melemah 85 poin atau 0,52% dari penutupan sebelumnya.

Mayoritas mata uang negara-negara Asia seperti Yuan (Cina), Baht (Thailand), hingga Yen (Jepang) juga terlihat melemah. Namun, pelemahan rupiah terpantau yang paling dalam.

Sejumlah analis memproyeksikan rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Hal ini menjelang pengumuman hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) dan hasil pertemuan Federal Reserve alias The Fed.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan Bank Indonesia tak akan mengerek suku bunga acuan untuk meredam gejolak rupiah.

“Potensi pelemahan rupiah hari ini  ke arah Rp 16.500 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 16.380 per dolar AS,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (19/3).

Ariston juga menjelaskan saat ini juga ada kekhawatiran pasar karena terlihat meroketnya harga emas yang sekarang di kisaran 3.031 dolar AS per troy ons. Ariston mengatakan kondisi ini membuat aset berisiko seperti rupiah terkena imbasnya.

Selain itu, sentimen negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump juga memicu isu perang dagang dan perlambatan ekonomi global. Selain itu, eskalasi konflik di Gaza yang dipicu oleh serangan Israel menambah kekhawatiran pasar.

Senada, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah akan melemah terhadap dolar AS. Hal ini karena sentimen negatif dari sisi domestik.

Lukman mengatakan, investor menantikan hasil dan pernyataan dari RDG Bank Indonesia. “BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga,” ujar Lukman.

Meski begitu, Lukman mengatakan investor lebih mengantisipasi pernyataan BI seputar sentimen yang menyebabkan gejolak di pasar ekuitas domestic. Sebab hal ini berdampak kepada nilai tukar rupiah.

“Sentimen domestik masih lemah menyusul aksi sell off di pasar ekuitas. Rupiah diperkirakan akan berada pada level Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.550 per dolar AS,” ujar Lukman. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...