Rupiah Makin Tertekan, Dolar AS Tembus Rp 16.600

Ringkasan
- Rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan pagi, seiring dengan mayoritas mata uang Asia lainnya. Pelemahan ini dipicu oleh sentimen global dan kondisi ekonomi dalam negeri.
- Pesimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, tercermin dari pergerakan indeks saham, memberikan tekanan pada rupiah. Penguatan indeks dolar AS dan antisipasi dampak negatif kebijakan kenaikan tarif AS juga turut mempengaruhi.
- Proyeksi pelemahan rupiah berlanjut seiring penguatan dolar AS akibat data PMI yang positif dan pernyataan pejabat The Fed. Dolar AS juga didukung oleh pernyataan hawkish Presiden Federal Reserve.

Nilai tukar rupiah melemah 0,44% ke level 16.641 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Selasa (25/3). Sejumlah analis melihat tekanan pada rupiah tak hanya disebabkan sentimen global, tetapi juga kondisi ekonomi di dalam negeri yang terefleksi di pasar saham.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 40 poin ke level 16.607 per dolar AS dan semakin bergerak melemah ke level 16.641 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS.
Yuan Cina melemah 0,04%, ringgit Malaysia 0,14%, baht Thailand 0,21%, yen Jepang 0,05%, won Korea Selatan 0,1%, peso Filipina 0,07%, serta dolar Singapura dan Hong Kong masing-masing 0,07% dan 0,01%. Hanya rupee India yang menguat 0,04%.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, kepercayaan investor terhadap bursa saham dalam negri turut memberikan tekanan ke rupiah. “Pesimisme pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, terefleksi di pergerakan indeks saham Bursa Efek Indonesia,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (25/3).
Ariston mengatakan indeks dolar AS pagi ini juga makin menguat, berada di level 104.30-an dibandingkan pagi kemarin di kisaran 104.10.
Menurut dia, pelaku pasar juga masih mengantisipasi dampak negatif dari kebijakan kenaikan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang akan segera diberlakukan pada 2 April 2025. Konflik baru di Timur Tengah juga turut memicu kekhawatiran pasar.
“Potensi pelemahan hari ini ke arah level tertinggi di sekitar 16.590 per dolar AS dan mungkin potensi tembus ke atas 16.600 per dolar AS dengan potensi support di sekitar 16.500 per dolar AS,” ujar Ariston.
Senada, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah akan melanjutkan pelemahan hari ini. “Rupiah berpotensi kembali melemah terhadap dolar AS yang menguat menyusul data PMI yang menunjukkan aktivitas di sektor jasa yang meningkat lebih tinggi dari perkiraan,” kata Lukman.
Lukman menjelaskan, dolar AS juga didukung oleh pernyataan hawkish Presiden Federal Reserve, Atlanta Bostic yang akan menunda pemangkasan suku bunga. Rupiah akan berada pada level 16.500 per dolar AS hingga 16.600 per dolar AS.