Deretan Negara Ini Berpotensi Ambil Untung dari Perang Dagang yang Dimulai Trump

Tia Dwitiani Komalasari
8 April 2025, 19:29
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/4/2025). Pemerintah Indonesia menambah volume impor produk dari Amerika Serikat untuk mengurangi defisit perdagangan yang dialami negara itu, dimana rencana tersebut merup
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/4/2025). Pemerintah Indonesia menambah volume impor produk dari Amerika Serikat untuk mengurangi defisit perdagangan yang dialami negara itu, dimana rencana tersebut merupakan respons atas tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diberlakukan AS terhadap produk asal Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah negara berpotensi menjadi pemenang perang dagang imbas kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, risiko resesi akibat kebijakan tarif tersebut akan membatasi keuntungan negara-negara tersebut.

Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan yang sebelumnya merupakan sekutu lama dan mitra dagang AS, justru menjadi negara yang paling terpukul karena dikenakan tarif impor lebih dari 20%. Hal itu membuat Brasil, India, Turki hingga Kenya yang menjadi pesaing negara-negara tersebut justru lebih mendapatkan keuntungan.

Brasil termasuk di antara negara-negara yang lolos dengan tarif "timbal balik" AS terendah sebesar 10%. Selain itu, raksasa pertanian itu dapat memperoleh keuntungan dari tarif pembalasan Tiongkok yang kemungkinan akan memukul eksportir pertanian AS.  Misalnya saja Cina yang sebelumnya banyak mengimpor kedelai dari AS, kini harus mencari negara pengganti seperti Brasil.

Maroko, Mesir, Turki, dan Singapura, yang semuanya memiliki defisit perdagangan dengan AS, dapat menemukan peluang di tengah kesulitan negara-negara yang memiliki surplus terhadap AS, seperti Bangladesh dan Vietnam, yang keduanya terpukul kebijakan Trump.

Singapura misalnya, bisa menjadi hub barang-barang yang akan diekspor oleh Vietnam. Dengan demikian, Singapura bisa mengambil untung logistik dari konflik tarif negara lain.

Namun ekonom OCBC, Selena Ling, mengatakan Singapura masih akan tunduk pada aturan manufaktur dan konten lokal yang substansial, kata .

"Cerita absolutnya adalah tidak ada "pemenang" jika ekonomi AS dan/atau global mengalami perlambatan atau resesi yang parah. Semuanya relatif," ujarnya dikutip dari Reuters, Selasa (8/4).

Sementara itu, Ekonom Maybank Chua Hak Bin menambahkan Singapura tidak dapat menang dalam perang dagang global, mengingat ketergantungan yang besar pada perdagangan.

Terbaik dari yang Terburuk

Sementara itu, pelaku industri Mesir sudah melihat keuntungan tersebut.

"Negara-negara lain diberlakukan tarif yang jauh lebih tinggi. Ini memberi Mesir peluang yang sangat bagus untuk tumbuh," ujar kata Magdy Tolba, ketua perusahaan patungan Mesir-Turki T&C Garments.

Dia mengatakan Mesir akan terus mendesak Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali tarif melalui jalur diplomatik Tolba mencantumkan Tiongkok, Bangladesh, dan Vietnam sebagai pesaing utama Mesir dalam bidang tekstil

"Peluangnya sudah di depan mata. Kita hanya perlu meraihnya," ujarnya.

Turki, yang ekspor besi, baja, dan aluminiumnya terpukul oleh tarif AS sebelumnya, kini akan diuntungkan karena pedagang global lainnya menanggung pungutan yang lebih tinggi.

Menteri Perdagangan Omer Bolat menyebut tarif terhadap Turki sebagai "yang terbaik dari yang terburuk" mengingat tarif yang dikenakan pada banyak negara lain. 

​​Demikian pula, Maroko, yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS, dapat muncul sebagai penerima manfaat relatif dari penderitaan UE dan bekas negara-negara Asia yang berkuasa.

"Tarif tersebut merupakan peluang bagi Maroko untuk menarik investasi dari investor asing yang ingin mengekspor ke AS, mengingat tarif 10% yang relatif rendah," kata seorang mantan pejabat pemerintah, yang berbicara dengan syarat anonim.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...