Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tumbuh 5% Tahun Ini Meski Ada Ramalan Suram IMF


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh di kisaran 5% meski Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas proyeksinya menjadi 4,7%.
Sri Mulyani beralasan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif karena pemerintah terus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi dinamika perekonomian global. Pemerintah akan terus aktif melakukan mitigasi awal termasuk melalui proses negosiasi dan komunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat.
“Sesuai arahan dan instruksi Presiden Prabowo melanjutkan deregulasi terutama dengan menghilangkan hambatan non-tarif antar berbagai seluruh kementerian Lembaga,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK secara daring, Kamis (24/4).
Bendahara negara ini juga memastikan akan berupaya untuk meningkatkan dan memperkuat permintaan domestik. Hal ini akan dilakukan melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi dengan selaras.
“Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri Mulyani.
Konsumsi Rumah, Investasi, dan Ekspor
Sri Mulyani yakin ekonomi Indonesia berpeluang terus tumbuh secara berkesinambungan. seiring dengan upaya pemerintah memastikan konsumsi rumah tangga terjaga.
“Konsumsi rumah tangga akan tetap baik didukung oleh belanja pemerintah terutama dalam bentuk pembayaran tunjangan hari raya, belanja sosial, dan berbagai insentif lain yang diberikan menjelang atau pada bulan pertama hingga bulan ketiga 2025 dan menjelang Idulfitri,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani memastikan, keberlanjutan dari proyek-proyek strategis nasional di berbagai wilayah terus dimaksimalkan. Konstruksi properti swasta sehingga kinerja investasi juga akan terdongkrak.
“Investasi swasta masih baik didukung oleh keyakinan produsen yang terlihat pada aktivitas manufaktur Indonesia yang masih pada zona ekspansif,” ujar Sri Mulyani.
Menurut dia, investasi khususnya nonbangunan juga tetap menopang pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama impor alat-alat berat. Kinerja ekspor juga diperkirakan tetap baik.
“Ini didukung oleh ekspor nonmigas yang meningkat pada Maret 2025 terutama komoditas CPO, besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik,” kata Sri Mulyani.
Ia menambahkan, pemerintah juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk-produk unggulan di pasar ASEAN plus 3, BRICS, dan Eropa. Hal ini dilakukan di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat.