Kredit Naik 16%, Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 13,6 T pada Kuartal I 2025


PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi pada kuartal I 2025 sebesar Rp 13,6 triliun, naik 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja laba ini ditopang penyaluran kredit yang tumbuh 16,5% secara tahunan atau year on year/yoy.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan menjelaskan, penyaluran kredit hingga Maret 2025 mencapai Rp 1.672 triliun. Penyaluran kredit ini didorong oleh segmen wholesale maupun retail. “Kami tetap terus meningkatkan transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien,” kata kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pada Selasa (29/4).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan kredit mendorong pendapatan bunga naik 11,51% secara tahunan menjadi Rp 39,63 triliun. Namun, beban bunga naik lebih tinggi mencapai 24,4% menjadi Rp 14,1 triliun. Hal ini membuat kenaikan bunga bersih hanya mencapai 4,87% menjadi Rp 28,73 triliun.
Beban bunga yang naik lebih tinggi seiring dengan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) dari 89,66% pada kuartal I 2024 menjadi 93,45%. Bank Mandiri mencatat, penghimpunan dana pihak ketiga atau DPK tumbuh lebih rendah dibandingkan kredit sebesar 11,2% secara tahunan menjadi Rp 1.748 triliun.
Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau NPL gross terjaga di level 1,01% dan NPL nett di level 0,35%. Perusahaan juga memperkuat manajemen risiko dengan menjaga rasio cakupan NPL atau NPL coverage ratio di level 299%.
"Penguatan manajemen risiko menjadi fondasi utama kami untuk memastikan pertumbuhan Bank Mandiri tetap berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Darmawan.
Jaga Likuiditas
Di tengah rasio LDR yang mengetat, Bank Mandiri memastikan likuiditas bank tetap terjaga dengan memperkuat struktur pendanaan. Perusahaan telah menerbitkan Global Bond senilai USD 800 juta dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan Tahap II senilai Rp 5 triliun.
Penerbitan ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi pendanaan perseroan, sekaligus mencerminkan kepercayaan kuat investor terhadap kinerja dan prospek jangka panjang Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga terus menjalankan komitmennya terhadap keuangan berkelanjutan secara konsisten. Pada kuartal pertama tahun 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan kami mencatat pertumbuhan sebesar 11,1% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total mencapai Rp 294 triliun. Dari jumlah tersebut, portofolio hijau tumbuh sebesar 13,4% menjadi Rp148 triliun dan portofolio sosial tumbuh 9% menjadi Rp146 triliun.
Target Pertumbuhan Kredit
Meski kredit tumbuh 16,5% pada kuartal I 2025, Direktur Wholesale Banking Tony Eko Boy Subari mengatakan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri tahun ini tetap ditargetkan mencapai 10% hingga 12%. Pertumbuhan kredi akan dikontribusikan secara merata dari segmen wholesale dan retail.
Ia memastikan penyaluran kredit akan diarahkan ke sektor-sektor strategis yang tahan banting dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Beberapa sektor yang akan menjadi prioritas, antara lain mencakup industri kelapa sawit dan CPO, energi, manufaktur, perdagangan, telekomunikasi, serta layanan kesehatan.