BPS Catat Inflasi April Tembus 1,17%, Masih Ada Efek Berakhirnya Diskon Listrik


Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, inflasi pada April 2025 menembus 1,17% secara bulanan. Kenaikan inflasi pad bulan lalu, terutama dipengaruhi kebijakan diskon tarif Listrik yang berakhir dan kembali normal mulai Maret 2025.
“Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,22 pada Maret 2025 menjadi 108,47 pada April 2025,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Jumat (2/5).
BPS mencatat inflasi secara tahunan mencapai 1,95%. Hal ini juga menunjukan terjadi kenaikan IHK dari 106,40% pada April 2024 menjadi 108,47% pada April 2025. Sedangkan berdasarkan tahun kalender, inflasi tercatat 1,56%.
Pudji menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perumahan air, Listrik, dan bahan bakar rumah tangga. “Kelompok ini mencatatkan inflasi sebesar 6,60% dan memberikan andil inflasi sebesar 0,98%,” kata Pudji.
Ia mengungkapkan, komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok tersebut adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi 0,97%. Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,16%, bawang merah dengan andil inflasi 0,06%, cabai merah dengan andil inflasi 0,04%, dan tomat dengan andil inflasi 0,03%.
Di sisi lain, BPS masih mencatat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada April 2025. “Ini diantaranya adalah cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,08%, daging ayam ras dengan andil deflasi 0,06%, dan telur ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,04%,” ucap Pudji.