Gaji ke-13 PNS Bakal Cair Juni 2025

Rahayu Subekti
6 Mei 2025, 17:12
gaji ke-13, gaji ke-13 PNS
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/Spt.
Pencairan gaji ke-13 PNS menjadi salah satu upaya pemerintah menjaga daya beli demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah berencana mencairkan gaji ke-13 pegawai negeri sipil atau PNS  pada Juni 2025. Pencairan gaji ke-13 PNS menjadi salah satu upaya pemerintah menjaga daya beli demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025. 

"Direncanakan Juni 2025 paling cepat,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro kepada Katadata.co.id, Selasa (6/5).

Namun, Deni belum bisa mengungkapkan waktu pasti pencairan gaji ke-13 tersebut. Ia juga belum bisa memastikan total besaran gaji ke-13 yang akan digelontorkan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya memastikan gaji ke-13 merupakan bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat.

Tak hanya gaji ke-13, Airlangga mengatakan, bantuan sosial alias bansos akan dimaksimalkan.  “Pencairan gaji ke-13 dan penyaluran bansos diharapkan memberikan stimulus bagi perekonomian nasional, terutama dalam mendorong konsumsi rumah tangga," ujar Airlangga dalam pernyataan tertulisnya, Senin (5/5).

Ia menjelaskan, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang berfokus pada peningkatan daya beli, stimulus ekonomi, dorongan investasi, dan akselerasi belanja untuk mendorong ekonomi pada kuartal II 2025. Sejumlah lembaga meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada tahun ini.

Daya Beli Lemah Jadi Biang Kerok

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 hanya mencapai 4,87% secara tahunan,  lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 yang masih tumbuh 5,11%.

Center of Economic and Law Studies atau Celios mengungkapkan daya beli lemah menjadi salah satu biang kerok perlambatan ekonomi. Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda mengatakan, indikator daya beli masyarakat menunjukkan pelemahan yang terlihat dari indeks keyakinan konsumen melemah pada Januari hingga Maret 2025.

“Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dari 4,91% pada kuartal I 2024 menjadi 4,89% pada kuartal I 2025 merupakan sebuah peringatan dini,” kata Huda.

Huda mengatakan terdapat perayaan hari besar keagamaan Hari Raya Idulfitri pada kuartal I 2025. Momen musiman Ramadan dan Lebaran Idulfitri ternyata tidak mampu mendongkrak perekonomian.

“Sebagai perbandingan, pada 2023 pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,22% bertepatan dengan mudik Lebaran. Sebelumnya, Celios juga menghitung bahwa perputaran uang di Hari Raya Idulfitri 2025 juga menurun signifikan,” ujar Huda.

Fondasi Pemulihan Ekonomi Belum Cukup Kuat

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet melihat, perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut sebagai pengingat bahwa fondasi pemulihan ekonomi pascapandemi belum cukup kuat. Khususnya untuk menghadapi gejolak global dan penyesuaian kebijakan domestik secara bersamaan.

Yusuf mengingatkan, kondisi ini bisa merembet ke banyak sektor. “Jika pertumbuhan ekonomi melemah, penciptaan lapangan kerja juga melambat,” kata Yusuf.

Ia menilai, hal itu bisa memukul kelompok rentan yang bergantung pada pekerjaan informal. Selain itu juga sektor-sektor yang sensitif terhadap fluktuasi permintaan seperti UMKM dan sektor pertanian.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Video Pilihan