Ketegangan AS dan Cina Mulai Mencair, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?
Ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina mulai mencair setelah muncul kesepakatan pemangkasan tarif dari kedua belah pihak.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menjelaskan, kesepakatan AS dan Cina berdampak positif terhadap penguatan dolar AS. "Kesepekatan sementara AS dan Cina telah menguatkan dolar AS secara tajam dan melemahkan semua mata uang dunia, termasuk rupiah," kata Lukman mepada Katadata.co.id, Rabu (14/5).
Namun. Lukman memproyeksikan ada peluang rupiah berpotensi berbalik menguat terhadap dolar AS. Hal ini karena potensi dolar AS yang akan terkoreksi cukup besar setelah data inflasi AS lebih lemah dari perkiraan.
"Rupiah hari ini akan berada pada level 16.500 per dolar AS hingga 16.650 per dolar AS," ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 48 poin ke level 16.579 per dolar AS. Namun, rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan ke level 16.584 per dolar AS hingga pukul 09.15 WIB meski masih menguat 0,29% dibandingkan kemarin.
Peluang Rupiah Menguat
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra melihat masih ada peluang penguatan rupiah. Ariston mengatakan, kabar baik dari hasil negosiasi tarif AS dan Cina masih memberikan sentimen positif ke pasar keuangan.
"Optimisme untuk negosiasi tarif dengan negara lainnya. Tapi di sisi lain, tarif impor dari Indonesia yang masih tinggi tentunya masih menjadi beban untuk ekonomi Indonesia," kata Ariston.
Namun, Ariston melihat data Inflasi konsumen AS pada April 2025 yang menunjukkan hasil di bawah ekspektasi membantu menekan penguatan dolar AS. Data inflasi yang masih dalam ekspektasi ini tidak akan memicu The Fed untuk menaikan suku bunga acuannya.
"Potensi penguatan rupiah ke arah Rp 16.450 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah 16.550 per dolar AS," kata Ariston.
