Daftar Industri Penopang Ekonomi RI Melesat 5,12%, Ada Pengolahan hingga Tambang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II 2025. Capaian ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 4,04% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud menjelaskan
lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
“Total (kontribusi) kelima lapangan usaha tersebut mencapai sekitar 63,59% dari PDB,” kata Edy di Jakarta dalam konferensi pers, Selasa (5/8).
Edy menjelaskan bahwa lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya yang tumbuh sebesar 11,31%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan kunjungan ke tempat rekreasi, seiring momentum hari besar keagamaan nasional, cuti bersama, dan libur sekolah.
Selain itu, kenaikan jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara turut memperkuat kinerja sektor ini. Sementara jasa perusahaan tumbuh 9,31%, dan sektor transportasi serta pergudangan meningkat 8,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Industri Pengolahan Jadi Sumber Pertumbuhan Terbesar
Dia menyampaikan bahwa industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar pada kuartal II 2025, dengan kontribusi sebesar 1,13% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
BPS mencatat industri makanan dan minuman tumbuh 6,15%, didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor, seperti produk CPO, minyak goreng, minuman, dan makanan olahan lainnya.
Industri logam dasar mencatat pertumbuhan tertinggi dalam kelompok ini, yaitu 14,91%, seiring meningkatnya permintaan luar negeri terhadap produk seperti besi dan baja.
Sektor kimia, farmasi, dan obat tradisional juga tumbuh kuat sebesar 9,39%. Menurut Edy, ini sejalan dengan naiknya permintaan domestik dan ekspor atas bahan serta barang kimia.
Sektor Perdagangan, Telekomunikasi dan Konstruksi Ikut Tumbuh
BPS juga mencatat pertumbuhan di sektor perdagangan besar dan eceran, termasuk reparasi mobil dan sepeda motor. Pertumbuhan ini ditopang oleh meningkatnya produksi barang domestik dan impor.
“Pertumbuhan perdagangan didorong oleh naiknya aktivitas distribusi barang konsumsi rumah tangga, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Edy.
Sektor informasi dan komunikasi turut mencatatkan pertumbuhan, seiring lonjakan aktivitas digital. “Trafik data dan transaksi elektronik meningkat, mencerminkan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha," katanya.
Industri konstruksi juga mengalami peningkatan aktivitas. “Pertumbuhan ditopang oleh proyek-proyek swasta dan rumah tangga, tercermin dari naiknya indeks nilai konstruksi,” kata Edy.
Selain itu, BPS mencatat kenaikan impor bahan baku konstruksi dan realisasi pengadaan semen, yang turut memperkuat kinerja sektor ini.
