Rupiah Diprediksi Melemah Imbas Kekhawatiran Pelebaran Defisit APBN
Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan melemah terhadap dolar AS hari ini, Jumat (19/9). Hal ini dipicu adanya kekhawatiran pelebaran defisit fiskal pada 2026.
“Kemungkinan ada depresiasi tipis rupiah ke level Rp 16.450 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Jumat (19/9).
Ia menjelaskan ada kekhawatiran penurunan stabilitas fiskal saat ini. Hal tersebut muncul setelah disepakatinya kenaikan defisit fiskal dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2026 dari 2,48% menjadi 2,68% dari produk domestik bruto (PDB).
Sementara di sisi global, Fikri menjelaskan ada ekspektasi membaiknya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). “Ini khususnya didorong rilis weekly initial jobless claims yang turun,” ujar Fikri.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka melemah pada level 16.569 per dolar AS. Level ini turun 42 poin atau 0,25% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksikan hal yang sama. “Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang masih melanjutkan rebound oleh sikap less hawkish The Fed di FOMC,” ujar Lukman.
Lukman menambahkan, rupiah juga masih tertekan oleh kekhawatiran defisit fiskal dari stimulus pemerintah. Lalu juga ditambah rencana revisi Rancangan Undang-undang P2SK dan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia.
“Rupiah hari ini akan berada di level Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.550 per dolar AS,” kata Lukman.
