Airlangga: Jumlah Pengguna QRIS Lampaui Kartu Kredit

Mela Syaharani
9 Oktober 2025, 13:11
qris, airlangga hartarto
ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/nz
Warga melakukan pembayaran transaksi digital melalui QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) di salah satu merchant CIMB Niaga di Tulungagung , Jawa Timur, Kamis (21/8/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS sudah melampaui kartu kredit.

“Pembayaran QRIS terus meningkat dan jumlah penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 50 juta. Jadi ini sudah lebih tinggi dari pengguna kartu kredit,” kata Airlangga di Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9/10). 

QRIS adalah standar nasional untuk seluruh pembayaran yang menggunakan kode respon cepat di Indonesia. Bank Indonesia meluncurkannya pada 17 Agustus 2019. Lalu, berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, jumlah kartu kredit di Indonesia hingga Juni 2025 mencapai 18,8 juta pengguna. 

“Karena itu, provider  (provider) e-payment (pembayaran elektronik) yang lain mulai khawatir dengan kecepatan Indonesia mengimplementasikan QRIS di berbagai negara, di ASEAN dan non-ASEAN,” ujarnya.

Airlangga menyampaikan saat ini pemerintah sedang mendorong agar implementasi QRIS bisa diperluas hingga Uni Emirat Arab. “Kalau ini bisa dilakukan, maka kita tidak menggunakan mata uang lain untuk bertransaksi di luar negeri. Ini sangat membantu untuk menjaga stabilitas rupiah,” ucapnya.

Target Implementasi QRIS di Cina 

Bank Indonesia menargetkan QRIS dapat digunakan untuk bertransaksi di merchant yang memakai kode QR milik Alipay dan WeChat di Cina. 

Saat ini, regulator masih mencari solusi teknis agar QRIS dapat terhubung dengan sistem pembayaran yang sudah ada di Negeri Panda, dengan rencana implementasi penuh pada tahun depan. 

Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran BI Ryan Rizaldy mengatakan integrasi QRIS dengan dua sistem pembayaran terbesar di Cina itu tidak memerlukan standar baru. 

“Alipay dan WeChat masih menggunakan standarnya masing-masing. Namun esensi kerja sama ini adalah agar pengguna QRIS di dalam negeri bisa bertransaksi saat berkunjung ke Cina,” kata Ryan pada Rabu pekan lalu.

People’s Bank of China akan memungkinkan penggunaan QRIS pada Alipay dan WeChat tanpa penerbitan standar QR baru. Ia tidak menjelaskan secara detail mekanisme integrasinya, namun optimistis rencana ini dapat terealisasi.

Saat ini, penggunaan QRIS di Cina masih dalam tahap uji coba hingga akhir 2025. Uji coba ini penting agar dapat diterima luas oleh merchant di Negeri Panda.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...