Rupiah Diproyeksikan Melemah, Efek The Fed Hati-Hati Ambil Kebijakan
Nilai tukar rupiah menguat 0,17% ke level 16.596 pada perdagangan pagi ini, Jumat (10/10). Namun, analis memproyeksikan rupiah melemah terhadap dolar AS pada hari ini seiring sikap Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
“Kali ini pejabat The Fed, Michael Barr menyampaikan kehati-hati-hatian dalam menurunkan suku bunga kedepannya,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (10/10).
Lukman memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 16.500 per dolar AS hingga Rp 16.600 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka melemah 13 poin atau 0,08% ke level Rp 16.581 per dolar AS. Namun, rupiah bergerak menguat ke level 16.596 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan hal yang sama. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.560 hingga Rp 16.600 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan saat ini masih ada kekhawatiran yang meningkat terhadap ekonomi AS. Begitu juga dengan stabilitas politik yang masih membebani pasar.
Penutupan pemerintah AS juga masih berlanjut tanpa tanda-tanda kemajuan menuju resolusi. Belum lagi, Pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga memberikan peringatan tentang tidak adanya jaminan pembayaran kembali bagi pegawai federal selama penutupan pemerintah.
Di sisi lain, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana melihat masih ada peluang penguatan rupiah. “Kemungkinan apresiasi ke level Rp 16.520 per dolar AS,” kata Fikri.
Ia mengatakan transaksi Surat Utang Negara alias SUN bisa mempengaruhi pergerakan rupiah. Fikri mengungkapkan khususnya dengan adanya penerbitan global bonds SUN dual currency pada kemarin (9/10).
