Rupiah Berpeluang Terus Menguat di Tengah Potensi Pemangkasan Bunga The Fed

Rahayu Subekti
16 Oktober 2025, 10:19
rupiah, kurs rupiah, bunga the fed
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/sg
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah menguat 0,03% ke level 16.571 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (16/10). Kurs rupiah berpeluang terus menguat seiring meningkatnya potensi pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, pemangkasan suku bunga The Fed merupakan dampak dari memanasnya perang dagang antara Cina dan AS. “Pernyataan dovish dari pejabat The Fed Stephen Miran yang melihat perlunya suku bunga agar lebih cepat diturunkan oleh dampak sengketa dagang Cina-AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (16/10).

Lukman memproyeksikan rupiah akan berada di level Rp 16.500 per dolar AS hingga Rp 16.600 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat 3 poin di level 16.573 per dolar AS. Kurs rupiah pun bergerak semakin menguat ke level 16.571 hingga pukul 10.00 WIB.

Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan hal yang sama. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang  Rp 16.520 per dolar AS hingga Rp 16.580 per dolar AS,” kata Ibrahim.

Ibrahim menjelaskan, tensi dagang AS dan Cina mempengaruhi pergerakan rupiah. Ibrahim menjelaskan Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% terhadap Cina.

“Ini yang memicu kecaman keras dari Beijing, yang memperingatkan bahwa mereka siap untuk berperang dalam bentuk apapun yang memicu kembali ketegangan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia tersebut,” ujar Ibrahim.

Di sisi lain, komentars Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dovish juga mempengaruhi pasar. Powell mengatakan ekonomi AS mungkin berada pada lintasan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan beberapa pihak, tetapi ia memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja yang jauh lebih lemah sedang muncul.

“Komentarnya memperkuat ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan suku bunga The Fed pada  Oktober dan Desember yang akan menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan melemahkan dolar,” ujar Ibrahim.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...