Uang Beredar Naik 8% pada September 2025, Tembus Rp 9.771,3 Triliun

Rahayu Subekti
24 Oktober 2025, 10:45
uang beredar, rupiah, bank indonesia
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Ilustrasi rupiah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 tumbuh tinggi. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan pertumbuhan uang beredar dalam arti luas pada periode itu mencapai 8% secara tahunan.

“Ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 sebesar 7,6% secara tahunan sehingga pada September tercatat Rp 9.771,3 triliun,” kata Denny dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/10).

Peningkatan uang beredar dalam arti luas itu didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7% secara tahunan dan uang kuasi sebesar 6,2% secara tahunan. 

Apa Penyebab Peningkatan Uang Beredar?

Menurut dia, peningkatan uang beredar dalam arti luas pada September 2025 disebabkan oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. 

Aktiva luar negeri bersih pada September 2025 tumbuh sebesar 12,6% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,7% secara tahunan sehingga tercatat sebesar Rp 2.085,3 triliun.

Semantara itu, penyaluran kredit pada September 2025 tumbuh 7,2% secara tahunan. “Ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada bulan sebelumnya sebesar 7,0% secara tahunan,” kata Denny.

Selain itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat juga tumbuh sebesar 6,5% secara tahunan. Level ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2025 sebesar 5,0% secara tahunan.

Pertumbuhan DPK Didukung Korporasi

Bank Indonesia juga mencatat penghimpunan dana pihak ketiga alias DPK perbankan pada September 2025 tercatat mencapai Rp 9.143,0 triliun atau tumbuh 8,4% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 8%.

Pertumbuhan ini didorong oleh tabungan dan simpanan berjangka yang naik masing-masing sebesar 6,4% dan 5,8% secara tahunan. Keduanya juga meningkat secara bulanan sebesar 5,5% dan 5,45.

Untuk giro turun sebesar 13,7% secara tahuna pada September 2025 setelah pada bulan sebelumnya naik mencapai 14,3% secara tahunan.

Berdasarkan golongan nasabah, pertumbuhan DPK terutama didorong oleh korporasi sebesar 15,4% secara tahunan. Ini relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang juga 15,4%.

Penyaluran Kredit Tumbuh Tipis

Bank sentral juga melaporkan kredit yang disalurkan oleh perbankan pada September 2025 tumbuh lebih tinggi. Penyaluran kredit pada periode tersebut tercatat Rp 8.051,0 triliun atau tumbuh 7,2% secara tahunan.

Namun pertumbuhan ini naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 7,0% secara tahunan. Penyaluran kredit kepada debitur korporasi tercatat tumbuh 10,5% secara tahunan pada September 2025. Sementara penyaluran kredit kepada perorangan tumbuh 3,2% secara tahunan.  

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...