Xi Jinping: Hubungan Cina-AS Tetap Stabil, Negosiasi Dagang Capai Titik Terang

Ferrika Lukmana Sari
30 Oktober 2025, 13:59
Xi Jinping
Kementerian Luar Negeri Cina
Presiden China Xi Jinping
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Cina Xi Jinping menegaskan bahwa hubungan bilateral Cina-Amerika Serikat (AS) secara keseluruhan masih stabil di bawah arahan bersama kedua pemimpin. Ia juga menyebut adanya kemajuan dalam perundingan ekonomi kedua negara.

“Beberapa hari yang lalu, dalam putaran konsultasi terakhir di Kuala Lumpur, kedua tim ekonomi dan perdagangan kami mencapai konsensus dasar dalam menangani masing-masing isu utama. Hal itu menyediakan kondisi yang diperlukan untuk pertemuan kita hari ini,” kata Xi dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Cina pada Kamis (30/10).

Dia juga menekankan pentingnya menjaga arah hubungan antara Cina dan Amerika Serikat (AS), meskipun kedua negara adidaya itu kerap berbeda pandangan. Hal itu disampaikan Xi saat bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10).

“Wajar jika kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini sesekali mengalami gesekan. Anda dan saya berada di pucuk pimpinan hubungan Cina-AS, sehingga saat menghadapi angin, ombak, dan tantangan, kita harus tetap berada di jalur yang tepat,” ujar Xi.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan Xi ke Korea Selatan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 APEC. Menurut Xi, komunikasi antara dirinya dan Trump tetap terjalin dengan baik sejak Trump kembali terpilih sebagai presiden.

“Sejak terpilih kembali, kami telah berbicara melalui telepon tiga kali, bertukar beberapa surat, dan tetap berhubungan erat,” kata Xi.

Dalam kunjungan ke Korsel, Xi didampingi Sekretaris Sekretariat Komite Sentral Partai Komunis China Cai Qi, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.

Sebelum pertemuan kedua kepala negara, delegasi Cina dan AS telah menggelar perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2025.

Menunda Penerapan Ekspor Mineral Tanah Jarang

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, pembahasan utama dalam perundingan tersebut adalah soal keinginan Cina untuk menunda penerapan kontrol ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun. Mineral tersebut banyak digunakan dalam industri strategis seperti jet tempur, ponsel, dan kendaraan listrik.

“Cina menyatakan kesediaannya menunda kebijakan kontrol ekspor tanah jarang selama satu tahun sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan,” kata Bessent.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan China Li Chenggang, yang menjadi negosiator utama dari pihak Cina, menuturkan bahwa kedua negara telah mencapai “konsensus awal” dan kini menunggu proses persetujuan internal masing-masing.

Saat ini, barang-barang asal AS yang masuk ke China masih dikenakan tarif impor sebesar 10%. Sebaliknya, produk-produk asal Cina yang masuk ke AS dikenai tarif hingga 30% setelah Trump memberlakukan kebijakan tarif “timbal balik” terhadap sejumlah negara sejak April 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...