Rupiah Berpeluang Menguat Usai Ekonomi RI Tumbuh 5,04% di Kuartal III 2025

Rahayu Subekti
6 November 2025, 10:29
rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
Petugas menghitung uang rupiah di Kantor Cabang BNI Pasar Baru, Jakarta, Senin (27/10/2025). Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 4,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,50 persen sebagai upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (6/11). Potensi penguatan muncul setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 mencapai 5,04%, meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan data pertumbuhan ekonomi yang tetap solid memberikan sentimen positif bagi rupiah.

“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS. Diperkirakan akan bergerak di level Rp16.650 per dolar AS hingga Rp16.750 per dolar AS,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (6/11).

Namun, Lukman menilai penguatan rupiah kemungkinan terbatas. Hal ini karena dolar AS masih mendapat dukungan dari data ekonomi yang positif.

“Dolar AS masih menguat setelah data pekerjaan dan sektor jasa Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan,” katanya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp16.699 per dolar AS, menguat 18 poin atau 0,11% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Sementara itu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai penguatan dolar AS belakangan ini didorong oleh menurunnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) pada Desember 2025.

“Dolar AS masih ditopang oleh ekspektasi suku bunga yang tetap tinggi. Data tenaga kerja AS juga menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja,” kata Ariston.

Ariston menambahkan, rupiah masih mendapat tekanan dari efek stimulus fiskal dan pelonggaran moneter dalam negeri. Namun, pertumbuhan ekonomi RI yang tetap di atas 5% dapat memberikan sentimen positif.

“Angka 5,04% memang lebih rendah dari kuartal sebelumnya, tapi masih di atas ekspektasi pasar. Ini bisa jadi sentimen positif bagi rupiah,” ujarnya.

Ia memperkirakan rupiah akan bergerak konsolidatif di kisaran Rp16.650 hingga Rp16.730 per dolar AS, seiring tarik-menarik antara sentimen positif untuk dolar dan rupiah.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...