Modal Asing Keluar Rp 4,58 Triliun di Awal November, Terbesar dari Pasar SBN

Ferrika Lukmana Sari
10 November 2025, 10:51
asing
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen yang tertuang dalam asumsi makro pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 bisa dicapai dengan sinergi kebijakan pemerintah dan bank sentral.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik sebesar Rp4,58 triliun pada pekan pertama bulan ini, yakni periode transaksi 3–6 November 2025.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, aliran keluar tersebut berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp4,42 triliun dan Rp2,69 triliun.

“Namun terdapat modal asing masuk bersih di pasar saham sebesar Rp2,54 triliun, sehingga secara keseluruhan tercatat modal asing keluar bersih sekitar Rp4,58 triliun,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (7/11).

Sejak awal tahun hingga 6 November 2025, aliran modal asing keluar bersih masing-masing tercatat sebesar Rp39,13 triliun di pasar saham, Rp0,91 triliun di pasar SBN, dan Rp137,71 triliun di SRBI.

Ramdan menambahkan, premi risiko investasi atau credit default swaps (CDS) Indonesia tenor lima tahun naik dari 73,03 basis poin (bps) per 31 Oktober 2025 menjadi 75,49 bps per 6 November 2025.

Rupiah Melemah

Sementara itu, nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis di level Rp16.695 per dolar AS pada Jumat (7/11), dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis (6/11) di Rp16.690 per dolar AS.

Adapun indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah ke level 99,73 pada akhir perdagangan Kamis (6/11). DXY merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama, yakni euro, yen Jepang, pound sterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Dari sisi imbal hasil, yield SBN 10 tahun turun dari 6,17% pada Kamis (6/11) menjadi 6,15% pada Jumat (7/11). Sebaliknya, yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,083% pada akhir perdagangan Kamis (6/11).

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” kata Ramdan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...