Begini Cara BI Selamatkan Rupiah Tanpa Kuras Cadangan Devisa
Bank Indonesia (BI) memastikan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah tidak akan menguras cadangan devisa. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, strategi intervensi kini dilakukan lebih efisien dengan memanfaatkan instrumen non-delivery forward (NDF).
NDF adalah transaksi jual beli valuta asing yang penyelesaiannya dilakukan dalam rupiah, tanpa benar-benar menukar dolar AS. Instrumen ini digunakan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar tanpa mengurangi cadangan devisa.
Selain itu, BI juga menyiapkan strategi agar intervensi tunai atau spot tidak dilakukan secara terus-menerus. Dengan demikian, cadangan devisa dapat terjaga dan tidak terus menurun.
“Stabilitas nilai tukar rupiah kami tentu saja semakin banyak dilakukan melalui non-delivery forward, baik di pasar offshore maupun domestic non-delivery forward,” kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (12/11).
Data BI menunjukkan cadangan devisa Indonesia cenderung menurun sepanjang pertengahan 2025. Pada April 2025, cadangan devisa tercatat US$153 miliar, turun dari bulan sebelumnya sebesar US$157 miliar.
Cadangan devisa kembali turun menjadi US$152,5 miliar pada Mei 2025, lalu US$152,0 miliar pada Juli. Level ini terus merosot hingga US$149 miliar pada September 2025, sebelum naik tipis menjadi US$150 miliar pada Oktober.
Perry mengakui penurunan cadangan devisa disebabkan oleh intervensi yang dilakukan secara tunai. Namun, ia memastikan stabilitas rupiah juga dijaga melalui NDF, baik di pasar offshore maupun domestic NDF, yang porsinya kini semakin kecil tetapi berdampak positif.
“Oleh karena itu, besarnya intervensi tidak selalu tercermin dari penurunan cadangan devisa,” kata Perry.
