Rupiah Diramal Menguat Terbatas, Data Ekonomi RI Tak Cukup Kuat

Rahayu Subekti
2 Desember 2025, 10:10
dolar AS, rupiah, rupiah menguat
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah menguat 0,13% ke level Rp 16.642 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Selasa (2/12). Rupiah diramal perkasa hari ini seiring dolar AS yang masih akan tertekan.

“Dolar AS masih dalam tekanan setelah data yang menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur Amerika Serikat yang lebih besar dari perkiraan,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Selasa (2/12).

Namun, ia mengatakan penguatan rupiah akan terbatas mengingat data ekonomi Indonesia yang lemah.  Menurut Lukman, data ekonomi RI menunjukkan moderasi pada inflasi dan angka perdagangan yang mengecewakan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada November 2025 sebesar 2,72% secara tahunan. Inflasi ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,86% secara tahunan.

Selain itu neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2025 menjadi US$ 2,39 miliar atau sekitar Rp 39,83 triliun (kurs Rp 16.661 per dolar AS). Surplus neraca perdagangan ini menyusut jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,34 miliar atau Rp 72,31 triliun.

“Rupiah diperkirakan akan berada di level Rp 16.600 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah berada di level Rp 16.637 per dolar AS. Level ini menguat 26 poin  dibandingkan penutupan kemarin. Namun, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke level Rp 16.642 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB.

Senada, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan penguatan rupiah. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 16. 630 per dolar AS hingga Rp 16.670 per dolar AS,” kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan, pelemahan dolar saat ini karena investor bersiap menghadapi bulan krusial yang berpotensi membawa pemangkasan suku bunga terakhir Federal Reserve alias The Fed tahun ini. Begitu juga dengan konfirmasi pengganti Ketua The Fed Jerome Powell yang berpandangan dovish atau cenderung kebijakan longgar.

Namun, Ibrahim mengatakan fokus utama investor tertuju pada prospek suku bunga AS. “Pasar kini memperkirakan peluang 87% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin saat bertemu pekan depan, menurut perangkat CME FedWatch,” ujar Ibrahim.

 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...