Bank Dunia Naikkan Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5% pada 2026, Ini Alasannya
Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 menjadi 5%. Ekonomi RI juga diprediksi meningkat menjadi 5,2% pada 2027.
“Prospek ekonomi Indonesia tetap tangguh, dengan risiko yang secara umum seimbang,” tulis Bank Dunia dalam laporan berjudul Digital Foundations for Growth dikutip Rabu (17/12).
Proyeksi organisasi internasional itu meningkat dibandingkan laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juni 2025. Dalam laporan ini, ekonomi RI pada 2026 diperkirakan hanya 4,8% dan 5% pada 2027.
Meski ada kenaikan proyeksi, angka pertumbuhan ekonomi RI ini masih di bawah target pemerintah. Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2026, pemerintah membidik ekonomi RI bisa tumbuh 5,4%.
Peningkatan Investasi
Bank Dunia menyatakan ekonomi RI pada 2026 dan 2027 akan didorong oleh peningkatan investasi secara bertahap. “Ini didukung oleh investasi yang dipimpin negara melalui Danantara, pelonggaran moneter untuk merangsang kredit sektor swasta, dan investasi asing,” tulis laporan itu.
Selain itu, laju inflasi yang terkendali akan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih positif. Inflasi rendah dan stimulus fiskal akan mendukung konsumsi swasta.
Namun, Bank Dunia memperkirakan kontribusi inflasi yang terkendali ini lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Khususnya terhadap pertumbuhan secara keseluruhan. “Ini karena di tengah melemahnya pendapatan tenaga kerja, terutama untuk konsumen kelas menengah,” tulis Bank Dunia.
Organisasi ini memperkirakan inflasi akan tetap dalam target meskipun volatilitas harga pangan dan energi mengalami banyak tantangan. Termasuk adanya risiko penurunan upah riil yang dapat semakin menekan konsumsi, meningkatnya ketegangan perdagangan global, dan pembalikan kondisi keuangan eksternal.
Di dalam negeri, pendapatan masyarakat yang lebih lemah dapat menguji kepatuhan terhadap aturan fiskal. Selain itu juga membatasi pengeluaran.
Dukungan Kebijakan Fiskal
Mengenai kebijakan fiskal, Bank Dunia mengungkapkan strategi pendapatan yang lebih berani bisa berdampak positif. Administrasi pajak dan digitalisasi, memperluas basis pajak melalui ambang batas yang disesuaikan, dan meningkatkan kepatuhan dapat menciptakan ruang fiskal untuk memperluas program pertumbuhan di bidang infrastruktur, sumber daya manusia, dan ketahanan iklim.
Di bidang keuangan, jaminan kredit dan fasilitas berbagi risiko yang dirancang dengan baik dan terikat waktu yang didukung oleh infrastruktur kredit digital yang kuat, dapat mempercepat penyaluran pinjaman kepada usaha mikro, kecil, dan menengah alias UMKM. Begitu juga dengan sektor perdagangan yang layak, membantu menerjemahkan pelonggaran moneter menjadi investasi, dan menarik modal swasta dengan pengeluaran fiskal yang moderat.
“Secara keseluruhan, langkah-langkah ini dapat mempertahankan ketahanan Indonesia dan secara bertahap meningkatkan potensi pertumbuhan, memastikan bahwa lebih banyak rumah tangga merasakan peningkatan kesejahteraan yang nyata seiring perekonomian menghadapi lingkungan global yang lebih tidak pasti,” tulis Bank Dunia.
