PERPI: Kebijakan Pemerintah di 2026 Jadi Penentu Daya Beli Rumah Tangga
Arah kebijakan pemerintah terkait stabilisasi harga pangan, peningkatan upah, reformasi kesehatan dan percepatan ekonomi digital akan menjadi kunci untuk mempertahankan daya beli rumah tangga pada tahun depan.
Hal ini terungkap dalam Laporan Prospek Perilaku Pasar 2026 yang dilakukan oleh Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (PERPI). Ketua Umum PERPI Amalia Paera mengatakan, Laporan Prospek Perilaku Pasar 2026 menggambarkan bagaimana rumah tangga memandang kondisi ekonomi, pergerakan harga, dan kebijakan publik sebagai acuan sebelum mengambil keputusan untuk konsumsi.
“Dari laporan prospek perilaku pasar 2026 terlihat bahwa konsumen semakin bernafsu untuk menabung dan permintaan pinjaman melemah. Konsumen memprioritaskan keamanan finansial daripada pembelian berisiko tinggi. Konsumen terus menunjukkan ketahanan yang kuat, ditandai dengan peningkatan literasi digital, sensitivitas harga yang lebih tinggi, dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan tekanan biaya hidup yang berkelanjutan,” kata Amalia.
Amalia mengungkapkan, outlook keseluruhan tetap positif tapi hati-hati, dengan sikap tunggu dan lihat terhadap perbaikan pasar tenaga kerja. Sentimen pasar tenaga kerja juga stagnan dan volatil yang menandakan ketidakpastian daripada pemulihan yang jelas. Kata dia, kesenjangan ini mencerminkan masa yang membingungkan di mana optimisme ada tetapi belum terasa dalam lapangan kerja.
"Perilaku keuangan juga bergeser ke arah keamanan. Nafsu menabung menguat, permintaan pinjaman melemah, konsumen memprioritaskan keamanan finansial daripada pembelian berisiko tinggi. Yang tidak kalah penting, adopsi AI beralih dari kesadaran ke penggunaan rutin; perilaku hybrid online-offline tetap berlanjut, dengan online mendominasi aktivitas yang didorong oleh kebutuhan," jelas Amalia.
VP of Digital Economy CIMB Niaga Prima Teguh Prasojo mengungkapkan, transaksi digital terus meningkat seiring dengan pergeseran demografis (Generasi Y, Z, dan Alpha) dan inovasi yang cepat di sisi front-end.
"Penerapan QRIS semakin meluas di luar pusat-pusat perkotaan, mencapai implementasi secara nasional, yang mendukung perubahan gaya hidup di daerah pedesaan dan semi-urban serta meningkatkan inklusi keuangan," kata Prima.
Prima mengatakan, QRIS diterapkan secara luas di berbagai segmen merchant dan mendukung interoperabilitas antar bank dan dompet digital. Sementara itu, metode yang paling populer dalam proses checkout e-commerce adalah virtual account yang digunakan oleh lebih dari 80% pembeli online. VA diminati karena kemudahan dan proses rekonsiliasi yang lancar bagi merchant.
