Rupiah Berpeluang Menguat Jelang Pergantian Tahun, Ini Faktornya
Nilai tukar rupiah pada hari ini diperkirakan memiliki peluang untuk menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah ini masih terbatas.
“Rupiah diperkirakan akan datar atau berkonsolidasi dengan potensi rebound terbatas,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (30/12).
Dia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan penguatan rupiah cenderung terbatas. Salah satunya karena minimnya data ekonomi dan aktivitas perdagangan menjelang pergantian tahun.
Terlebih Lukman mengatakan prospek pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) masih membebani. Sementara posisi rupiah juga sudah oversold.
“Rupiah akan berada di level Rp 16.700 per dolar AS hingga Rp 16.850 per dolar AS,” ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah berada di level Rp 16.784 per dolar AS. Level ini menguat tipis sebesar 3 poin atau 0,02% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahannya pada hari ini. “Rupiah akan melemah dan akan berada di kisaran Rp 16.780 per dolar AS hingga Rp 16.820 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah masih akan dipengaruhi oleh tensi geopolitik, khususnya tensi geopolitik di Amerika Latin. Amerika Serikat masih akan terus melakukan sabotase terhadap kapal-kapal tanker dari Venezuela ke Cina maupun India.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump juga melakukan penyerangan terhadap milisi kelompok bersenjata di Nigeria. Padahal milisi Nigeria menguasai sebagian kilang-kilang minyak di Nigeria.
“Kondisi ini juga membuat ketegangan sendiri sehingga harga minyak mentah mengalami kenaikan dan dolar pun juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” ujar Ibrahim.
Untuk itu, ia menilai dua sisi geopolitik ini mempengaruhi harga rupiah yang bisa mengalami pelemahan. Kondisi geopolitik ini memberikan dukungan terhadap penguatan dolar AS.
