
[Foto] Menjaga Impian Suku Tehit
Di Desa Sira, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, Suku Tehit yang berada di wilayah adat Knasaimos berdiri teguh melawan arus zaman. Di balik deru modernitas yang memotong akar-akar tua, masyarakat adat menjaga jantung alam untuk anak-cucu. Mereka penjaga hutan warisan nenek moyang . Hutan ini rumah mereka, bukan sekadar bentangan pepohonan tapi napas, kehidupan, dan janji yang tak pernah putus.
Di sinilah pada 1998 mereka menyatukan suara untuk mendirikan Dewan Persekutuan Masyarakat Adat (DPMA) Knasaimos yang merupakan sebuah benteng perlindungan adat.
Tahun-tahun perjuangan Suku Tehit di wilayah adat Knasaimos sangat panjang. Dari masa ketika suara-suara muda bangkit menggenggam pena untuk menuliskan perlawanan terhadap kebijakan yang mengancam tanah leluhur, seperti ekspansi sawit yang mengintai tanah adat mereka, datang dengan janji kesejahteraan. Hutan yang mereka rawat dengan cinta ditargetkan menjadi angka-angka keuntungan.
Hutan bukan sekadar ruang sunyi, tetapi dapur yang tak pernah kehabisan bahan. Di pagi hari mereka ke hutan untuk memetik sayur, menangkap ikan, dan mengambil obat-obatan yang tumbuh liar tapi penuh makna.
Di antara batang sagu yang menjulang, mereka menemukan kehidupan yang sederhana tapi cukup. Sagu merupakan pohon serba guna dari akar hingga daunnya. Jika sagu punah, mereka kehilangan nafas terakhirnya. “Kalau pohon sagu sudah tidak ada, berarti sama dengan angin sudah tidak bertiup lagi, air tidak mengalir dan matahari tidak terbit lagi,” ungkap penasihat Dewan Persekutuan Masyarakat Adat (DPMA) Knasaimos Agustinus Woloin.
Hutan juga merupakan cerita yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari nenek moyang mereka belajar menghormati pohon besar, merawat sungai, dan menjaga keseimbangan hidup.
Mereka tidak sendiri. Dalam perjuangan ini, Suku Tehit dibantu oleh banyak pihak termasuk pemerintah yang datang dengan ilmu dan dukungan. Pada Juni 2024 Bupati Sorong Selatan menyerahkan Surat Keputusan Pengakuan Wilayah Adat kepada masyarakat Knasaimos, yang juga mencakup Suku Tehit. Haru bercampur tawa memenuhi rimba yang menjadi saksi dari perjalanan panjang.
Namun, perjuangan mereka belum selesai. Saat ini Suku Tehit tengah berjuang mengukuhkan tanah leluhur sebagai hutan adat, menjaga denyut kehidupan dan melindungi rimba tempat mereka menggantungkan harapan, agar tidak ada lagi perusahaan sawit dan penebangan pohon secara ilegal yang ingin menghancurkan hutan mereka.











