Harga Minyak Dunia Naik Tiga Minggu Berturut, Tembus US$ 69 per Barel
Harga minyak mentah dunia terus merangkak naik pada perdagangan Senin (17/5). Kenaikan harga minyak sejalan dengan pulihnya permintaan energi di sejumlah wilayah yang mendorong optimisme konsumsi bahan bakar. Kenaikan harga minyak telah berlangsung selama tiga minggu terakhir.
Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, beriringan dengan Eropa, menunjukkan pemulihan kuat dari pandemi Covid-19. Perbaikan itu disokong oleh percepatan vaksinasi. Meski demikian, kenaikan harga minyak masih dibayangi kasus Covid-19 yang bergejolak di sejumlah bagian Asia.
Dikutip dari Bloomberg, hingga pukul 09.55 WIB harga minyak jenis Brent pagi ini naik 0,13% menjadi US$ 69 per barel walau sempat turun tipis US$ 0,08 ke US$ 68,63 per barel pada awal perdagangan. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 0,17% menjadi US$ 65,64 per barel, sempat turun US$ 0,07 ke US$ 65,30.
“Harga minyak berpotensi tertekan karena gelombang pandemi Covid-19 yang menyebar dari India ke bagian lain di Asia yang memicu kekhawatiran pemulihan bahan bakar yang lebih lambat,” kata kepala analis pialang komoditas Fujitomi Co., Kazuhiko Saito, dikutip Reuters, Senin (17/5).
Pemulihan jaringan pipa utama bahan bakar di AS yang meredakan kekhawatiran langkanya pasokan, serta gelombang Covid-19 yang memicu kekhawatiran penurunan permintaan.
Kelangkaan bahan bakar, terutama bensin, yang melanda pantai timur AS perlahan mulai berkurang pada Minggu (16/5). Lebih dari 1.000 stasiun pengisi bahan bakar (SPBU) telah menerima pasokan bensin pasca serangan siber yang melumpuhkan sistem jaringan Colonial Pipeline sepanjang lebih 8.900 km.
Saito memperkirakan harga minyak mentah Brent tidak akan banyak bergerak selama sepekan ini, dengan level support di sekitar US$ 63 per barel. Pasalnya investor akan berhati-hati di tengah kekhawatiran varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di India, yang sangat mudah menular, menyebar ke negara lain.
Beberapa negara bagian India telah menyatakan akan memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) Covid-19 untuk membantu mengatasi pandemi yang telah menewaskan lebih 270 ribu orang di negara tersebut.
Ada juga kekhawatiran bahwa anggaran belanja India kemungkinan turun karena tidak memperhitungkan gelombang kedua inveksi Covid-19 yang melumpuhkan perekonomian.
Di negara lain di Asia, Singapura, akan menutup sebagian besar sekolah mulai Rabu (19/5), setelah negara kota ini melaporkan jumlah infeksi Covid-19 tertingginya dalam beberapa bulan terakhir. Sedangkan Jepang telah menyatakan keadaan darurat di tiga prefektur.
Sementara itu perusahaan energi di AS menambah jumlah operasional rig minyak dan gas seiring dengan harga minyak yang terus merangkak naik.
Ketegangan di Jalur Gaza, Palestina, antara pejuang Hamas melawan militer Israel yang telah berlangsung selama dua pekan berpotensi berdampak terhadap harga minyak mentah dunia. “Selama pertikaian tidak meluas ke negara-negara penghasil minyak, dampaknya akan terbatas,” kata Saito.