Bukit Asam & KAI Bangun Angkutan Batu Bara Kapasitas 72 Juta Ton/Tahun
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjalin kerja sama untuk mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton per tahun pada 2026.
Direktur Pengembangan Usaha PTBA, Fuad Iskandar Zulkarnain mengatakan bahwa peningkatan kapasitas angkutan ini untuk mendukung upaya perusahaan untuk meningkatkan target produksi setiap tahunnya. Adapun tahun ini target prodksi ditetapkan sebesar 30 juta ton.
“Kami akan membenahi dari sisi pertambangannya, dan KAI kami minta untuk angkutannya. Saat ini masing-masing pihak tengah dalam pengembangan,” kata Fuad, Jumat (3/9).
Ia menjelaskan bahwa saat ini Bukit Asam memiliki empat tujuan pelabuhan, yakni Tarahan, Kertapati, Kramasan, dan Perajen.Tiga pelabuhan selain Kramasan meripakan milik perusahaan. Sedangkan untuk Kramasan, perusahaan berbagi tugas dengan KAI untuk pengembangannya.
“Perseroan mengembangkan pit (lokasi penambangan) sedangkan KAI berkaitan dengan pelabuhan. Validasi terakhir dari KAI, mereka sedang mengembangkan hal-hal berkaitan dengan pelabuhan,” kata dia. Simak kinerja produksi batu bara Indonesia pada databoks berikut:
Menurut Fuad, untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara ke pelabuhan Kramasan sebesar 20 juta ton per tahun, tidak cukup hanya dengan membangun pelabuhannya. Bukit Asam harus mengembangkan pit-nya, termasuk coal handling facility (CHF), dan train loading station (TLS).
“PTBA sedang bekerja untuk pembangunan yang dari sisi pit, baik untuk CHF maupun TLS. Jadi sesuai dengan timeline kita karena sudah canangkan bisa 72 juta ton per tahun pada 2025,” kata dia.
Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto, memastikan seluruh proyek berjalan on track dan akan selesai sesuai target, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab perseroan.
“Intinya, semua yang menjadi tanggung jawab PTBA sudah dipersiapkan. Tidak ada yang terlambat dan akan selesai pada waktunya sesuai dengan target,” kata dia.
Sementara untuk Kramasan yang menjadi tanggung jawab PT KAI, kedua belah pihak sejauh ini belum dihadapkan kendala yang berarti.
Proyek angkutan batubara jalur kereta api berkapasitas 72 juta ton per tahun ini termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim arah utara dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun. Jalur ini dibangun beserta fasilitas dermaga baru Kramasan oleh KAI yang ditargetkan beroperasi pada 2024.
Di samping itu kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak kuartal I-2020 dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta Ton pada kuartal IV 2021.
Kemudian, Tanjung Enim arah selatan terdapat dermaga Tarahan-1 untuk pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton per tahun yang telah memperoleh Commercial Operation Date (COD) pada kuartal II 2021.
Selain itu, untuk mendukung kerja sama pasokan batu bara jangka panjang ke PLN, akan dikembangkan angkutan batu bara ke arah Perajen sebagai pengganti pengembangan angkutan batu bara ke Tarahan-2 dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun. Ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2026.