Survei KIC: Kesadaran Pedagang Pasar untuk Tes Covid-19 Meningkat
Pengetesan dan pelacakan kontak erat kasus Covid-19 perlu terus dilakukan baik di sektor formal dan non-formal. Survei Katadata Insight Center (KIC) pun menunjukkan kesadaran tes Covid-19 pada pedagang pasar mengalami peningkatan.
Hasil survei menunjukkan, sebanyak 47,6% responden akan melakukan tes dengan segera jika melakukan kontak dengan kasus positif corona. Kemudian, 38,9% responden mengatakan bakal konsultasi terlebih dahulu usai melakukan kontak dengan kasus positif, lalu akan tes Covid-19 jika disarankan.
Sementara, sebanyak 12,2% responden mengaku akan tes jika melakukan kontak dengan kasus positif dan memiliki gejala Covid-19. Meski begitu, masih ada 1,3% responden tidak akan melakukan tes. Ada sejumlah alasan pada responden yang tidak mau dites.
Sebanyak tujuh responden mengaku takut dengan biaya tes yang mahal. Kemudian, tiga responden mengatakan takut akan di-covid-kan. Sementara dua responden lainnya takut diperlakukan buruk atau dikucilkan jika hasil tes positif.
Dua responden lainnya menilai tes corona akan mengganggu pekerjaan sehingga mengurangi pendapatan. Selanjutnya, dua responden menyebutkan tidak percaya pada keberadaan Covid-19, sedangkan, satu responden khawatir akan terinfeksi di tempat pengetesan.
Selain itu, survei juga menunjukkan adanya peningkatan tindakan pencegahan corona. Pada survei tahap 1, sebanyak 95,9% responden mengaku memakai masker di tempat umum termasuk pasar. Jumlah kepatuhan ini meningkat pada survei tahap 2 menjadi 96,7%.
Kemudian pada survei tahap pertama, ada 57,3% responden yang menggunakan penyanitasi tangan untuk cuci tangan, sementara pada survei tahap 2 jumlahnya naik jadi 58,5% responden.
Namun, ada sejumlah indikator yang mengalami penurunan. Pada survei tahap 1, ada 58,5% responden yang sering mencuci tangan dengan sabun dan air minimal 20 detik. Kemudian, jumlah kepatuhan ini menurun jadi 55,6% pada survei tahap 2.
Kemudian, kepatuhan menjaga jarak juga mengalami penurunan. Pada survei tahap pertama, responden yang menjaga jarak 1-2 meter sebanyak 54,8%, sementara pada survei tahap 2 hanya 51,5%.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 10-30 November 2021. Adapun, survei dilakukan dengan metode online serta non-probability sampling. Pada tahap pertama, Juni-Juli 2021, survei dilakukan pada 1.454 responden.
Selanjutnya pada tahap 2, terdapat 1.061 responden yang mengikuti survei. Terdapat pula 241 responden yang mengikuti survei tahap 1 dan 2. Survei dilakukan di 181 pasar basah di 34 provinsi.
Populasi survei mencakup penduduk Indonesia di atas usia 18 tahun dengan pekerjaan pedagang pasar. Berdasarkan profilnya, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59,8%. Sementara, 40,2% responden lainnya merupakan laki-laki.
Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK, yaitu 55%. Selebihnya, 17,1% responden tamat SMP, 11,3% tamat D4/S1, 9,3% tamat SD atau sederajat.
Sementara, usia responden didominasi pada rentang 39-54 tahun, yaitu sebesar 50,1%, usia 23-38 tahun 36,4%, usia 55-70 tahun 7,2%, dan usia 18-22 tahun 5,3%. Sementara, pengeluaran pedagang sebagian besar (48,6%) berkisar Rp 2-4 juta, selebihnya Rp 4-6 juta (19,6%).