H&M, Starbucks, GAP, Peritel Global yang Tutup Ratusan Tokonya di 2021

Happy Fajrian
2 Februari 2021, 13:31
h&m, ritel, toko tutup
website id.hm.com
Ilustrasi gerai retail fesyen Swedia H&M. Penjualan H&M turun drastis akibat penutupan toko selama pandemi corona. .

Perusahaan ritel asal Swedia, Hennes & Mauritz AB, atau lebih dikenal dengan H&M memproyeksi bisnisnya tahun ini akan menghadapi banyak tantangan seiring dengan kondisi pandemi yang belum usai. Bahkan mereka berencana menutup gerainya sebanyak 350 unit di seluruh dunia karena anjloknya penjualan yang terdampak pandemi corona.

Jumlah tersebut lebih dua kali lipat dari jumlah toko yang ditutup tahun lalu yakni sebanyak 170. Meski demikian, di saat yang sama H&M membuka 112 toko baru sepanjang 2020. Sama halnya tahun ini, selain berencana menutup 350 toko, H&M juga akan membuka 100 toko baru.

Advertisement

Chief Executive Officer H&M Helena Helmersson mengatakan bahwa perusahaan masih dalam mode krisis, sehingga masih tidak pasti apakah pada kuartal pertama tahun ini dapat meraih profit.

“Apakah perusahaan bisa meraih profit pada kuartal pertama tahun ini tergantung bagaimana penjualan yang sangat tidak pasti,” ujar Helmersson seperti dikutip Bloomberg.

Helmersson merupakan orang baru di H&M yang memimpin selama setahun terakhir. Namun pada tahun pertamanya tersebut, dia dihadapkan dengan kondisi pandemi yang memaksanya untuk melakukan efisiensi besar-besaran.

H&M memangkas 16 ribu pekerja penuh waktunya sepanjang 2020 dengan 36% dari 5.000 tokonya di berbagai negara, ditutup sementara .

Alhasil penjualan pada kuartal 4 turun 10%, dengan total penjualan mencapai 52,54 miliar kronor atau sekitar US$ 6,24 miliar. Berdasarkan laporan keuangan November 2020, laba kotor H&M anjlok 88,2% dari 17,4 miliar kronor menjadi 2,05 miliar kronor atau sekitar US$ 245,29 juta.

Namun H&M tidak sendirian, puluhan atau bahkan ratusan perusahaan ritel di seluruh juga menutup tokonya akibat pandemi corona. Bahkan beberapa perusahaan bangkrut seperti JC Penney, Tailored Brands, Neiman Marcus, Century 21, dan Ascena Retail Group.

Berikut adalah perusahaan ritel yang berencana menutup tokonya tahun ini:

1. Abercombie & Fitch

Pada Desember 2020 peritel produk fesyen kasual ini mengumumkan akan menutup tujuh toko flagship-nya yang berlokasi di London, Paris, Munich, Dusseldorf, Brussels, Madrid, dan Fukuoka. Penutupan toko ini rampung pada akhir Januari 2021.

2. American Eagle Outfitters

Perusahaan ritel asal Amerika Serikat (AS) ini berencana menutup 40-50 tokonya tahun ini dan kemungkinan akan menutup sekitar 500 tokonya selama dua tahun ke depan.

3. Starbucks

Pada Juni 2020 Starbucks mengumumkan akan menutup permanen 400 tokonya di AS dan Kanada. Pada Januari 2021 Starbucks kembali mengumumkan penutupan 300 jaringannya di Kanada hingga akhir Maret 2021. Namun perusahaan berencana membuka 300 toko bergerak hingga akhir 2021.

Starbuks
Starbuks (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

4. The Children’s Place

Penjual pakaian dan perlengkapan anak-anak yang berpusat di New Jersey, AS ini berencana menutup 300 tokonya dengan rincian 200 toko pada 2020 dan 100 toko tahun ini, untuk beralih ke toko online. The Children’s Place juga memiliki jaringan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement