Telkom Masih Kaji Rencana Akuisisi Bhinneka.com
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tengah mengkaji kembali rencananya untuk mengakuisisi salah satu perusahaan e-commerce tertua di indonesia, Bhinneka.com (Bhinneka).
Direktur keuangan Telkom Harry M. Zen mengatakan bahwa perusahaan belum membuat keputusan akhir untuk mengakuisisi Bhinneka.com. "Kami masih mengkaji hal ini dan menyelesaikan rencananya," ujar Harry seperti dikutip dari DealStreetAsia, Rabu (21/8).
Adapun Telkom juga mengoperasikan perusahaan e-commerce yakni Blanja.com, yang merupakan hasil patungan dengan raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS), e-Bay. Sebelumnya, juga ada pembicaraan tentang penggabungan Bhinneka dengan Blanja pascaakuisisi. Namun, Telkom menegaskan bahwa mereka masih meninjau rencana akuisisi tersebut.
"Bisnis Bhinneka memang sejalan dengan bisnis Blanja dan kami masih meninjau apa yang harus dilakukan untuk rencana kami berikutnya," ujar Harry.
(Baca: Telkom Masih Kaji Buka Blokir Layanan Netflix)
Sebelumnya diberitakan bahwa perusahaan telekomunikasi pelat merah ini berencana untuk mengakuisisi setidaknya 51% saham di Bhinneka. Juru bicara Bhinneka mengatakan bahwa mereka selalu terbuka potensi kemitraan strategis.
“Namun, terkait dengan akuisisi oleh Telkom, kami tidak dapat berkomentar lebih jauh. Semuanya urusan Telkom,” ujar juru bicara Bhinneka.
Selama beberapa tahun terakhir, Bhinneka telah berencana untuk go public dengan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal, namun rencana tersebut belum terlaksana. Juru bicara Bhinneka mengatakan bahwa Bhinneka masih berencana untuk IPO tetapi mungkin masih akan tertunda lagi.
Bagi Bhinneka, rencana IPO akan menjadi tonggak sejarah bagi perusahaan, yang memulai bisnisnya sebagai pemasok komputer pada 1995. Tiga tahun kemudian, ketika Indonesia dilanda krisis keuangan Asia, Bhinneka terpaksa beralih ke bisnis online.
(Baca: Telkom Rencana Beli 3.000 Tower BTS Milik Indosat)
Kendati demikian, Bhinneka masih mengoperasikan toko offlinenya. Tercatat, perusahaan mengoperasikan 8 toko offline di Jakarta, Bogor, dan Surabaya. Bahkan, perusahaan masih berencana untuk menambah 5 toko offline lainnya tahun ini.
Adapun Bhinneka mengatakan bahwa perusahaan tahun lalu membukukan pendapatan sebesar Rp 5 triliun. Capaian tersebut melonjak hingga 400% dibandingkan dengan pendapatan yang dibukukan pada 2015 lalu yang hanya mencapai Rp 1 triliun.