Ini 10 Keunggulan Telegram, Aplikasi Perpesanan Pesaing Whatsapp
Pengguna aplikasi perpesanan WhatsApp kemarin sempat mengalami kesulitan menerima dan mengirim pesan, apalagi yang terkait dengan gambar dan video. Hal ini terjadi setelah pemerintah membatasi akses terhadap media sosial untuk membendung penyebaran hoaks.
Beberapa pengguna lantas mencari cara untuk mengakali hal ini, antara lain dengan mengunduh aplikasi perpesanan Telegram, pesaing utama Whatsapp. Telegram yang berbasis layanan cloud dan voice over internet protocol (IP) ini diluncurkan dua bersaudara Nikolai dan Pavel Durov pada 2013. Aplikasi ini bisa digunakan di perangkat dengan sistem operasi Android, iOS, Windows Phone, Windows NT, macOS, dan Linux.
Pada 2014, Telegram disebut sebagai aplikasi perpesanan terlaris di 46 negara. Pada Maret 2018, Telegram menyatakan memiliki 200 juta pengguna aktif per bulan. Meski tidak disebutkan secara spesifik, pengguna Telegram di Indonesia diperkirakan juga mencapai jutaan orang.
Sebenarnya apa saja keunggulan Telegram dibandingkan dengan Whatsapp? Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Katadata dari berbagai sumber, setidaknya ada sepuluh keunggulan Telegram.
1. Fitur group chat di aplikasi berlogo pesawat kertas dalam lingkaran berwarna biru ini mampu menampung hingga 200 ribu anggota. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah anggota group chat di Whatsapp yang dibatasi maksimal 256 orang. Namun dengan jumlah anggota grup yang begitu besar, Anda mungkin akan kesulitan mengikuti obrolan atau menyimpan postingan yang penting.
2. Pengguna Telegram bisa mengungkapkan ekspresinya melalui stiker, dengan pilihan yang lebih beragam daripada emoji. Fitur ini muncul sebelum Whatsapp meluncurkan fitur yang sama beberapa waktu lalu.
3. Telegram mengklaim aplikasinya memiliki keamanan yang andal karena pesan yang terkirim tersandi (encrypted). Pemerintah Rusia pernah meminta pendiri Telegram untuk menyerahkan enkripsi keamanan aplikasi perpesanan tersebut. Namun, mereka menolaknya.
"Alasan utama saya mendukung dan meluncurkan Telegram adalah untuk menyediakan sarana komunikasi yang tidak bisa diakses oleh intelijen Rusia," kata Durov dalam wawancara dengan TechCrunch. Hal ini membuat Telegram semakin dicintai oleh para penggunanya.
4. Aplikasi Telegram juga bisa digunakan untuk mengirim pesan rahasia. Pengguna bisa mengatur waktu tertentu agar pesan yang dikirim terhapus atau hilang setelah waktu yang ditentukan. Fitur tersebut disebut self-destruct timer.
5. Pesan yang sudah terkirim juga bisa diedit. Pengguna hanya perlu menekan pesan tersebut kemudian bisa mulai menyunting pesan tersebut ketika muncul tulisan edit. Jadi, pengguna tak perlu khawatir dengan salah ketik.
(Baca: Akses Whatsapp Dibatasi untuk Cegah Peredaran Hoaks Kerusuhan )
Kirim File Besar hingga Menambah Tools Buatan Sendiri
6. Pengguna Telegram bisa mengirim file dengan ukuran hingga 1,5 GB karena aplikasi ini menggunakan penyimpanan komputasi awan (cloud). Sementara itu, Whatsapp membatasi pengiriman file gambar atau video sebesar 100 MB.
7. Telegram memiliki channels di mana pengguna bisa terhubung dengan informasi yang diinginkan tanpa harus bergabung di grup. Channels ini hanya mengirimkan informasi tanpa komentar atau analisis.
8. Telegram juga memungkinkan para pengembang aplikasi untuk menambah tools sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini dimungkinkan karena Telegram membuka antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API).
9. Telegram menyediakan bots, yakni program berbasis kecerdasan buatan (artificial inteligence) dan machine learning yang bisa melakukan berbagai tugas. Contohnya, image bot bisa mencari gambar berdasarkan nama yang diberikan. Bot yang populer di Telegram antara lain image bot, sticker bot, dan gif bot.
10. Telegram menjamin layanannya bisa dinikmati secara gratis selamanya. Tidak ada fitur iklan yang mengganggu dan tidak ada biaya berlangganan.
(Baca: Mengaku Salah, Bos Telegram Tawarkan Tiga Solusi Agar Tak Diblokir)
Selain keunggulan-keunggulan tersebut, Telegram juga memiliki kekurangan. Aplikasi ini tidak memiliki fitur video call layaknya pada Whatsapp. Basis penggunanya juga lebih kecil dibandingkan dengan Whatsapp yang memiliki 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia.
Jika Anda tidak ingin menggunakan Whatsapp atau Telegram, ada aplikasi lain yang menjadi alternatif, yakni Signal. Aplikasi ini dibuat oleh Moxie Marlinspike dan Brian Acton, yang tak lain adalah salah satu pendiri Whatsapp. Aplikasi yang dirilis pada 10 Januari 2018 itu bisa digunakan di sistem operasi Android, iOS, serta versi desktop untuk Linux, macOS, dan Windows.
Sebagaimana Telegram, Signal mengklaim dirinya sebagai aplikasi anti-sadap. Keamanannya didukung oleh enkripsi dengan sistem Signal Protocol. Saat ini, aplikasi Signal di Google Playstore telah diunduh sebanyak 10 juta pengguna.