Perusahaan AS EdgeConneX Resmikan Data Center di Indonesia
Perusahaan data center hyperlocal hingga hyperscale global asal Amerika Serikat (AS), EdgeConneX, meresmikan pusat data di Indonesia, tepatnya di Cikarang, Jawa Barat. Data center ini pun akan membutuhkan ratusan pekerja.
Chief Executive Officer and Co-Founder EdgeConneX Randy Brouckman menyampaikan data center akan membutuhkan ratusan pekerja, mulai dari konstruksi, manajemen, mesin, hingga teknologi informasi. “Visi Indonesia 2045 yang dicanangkan oleh pemerintah memberikan peta jalan menuju digitalisasi yang komprehensif, dengan fokus pada penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing global,” kata Brouckman, dalam acara Edgeconnex Indonesia Inauguration & Official Opening Ceremony, di Cikarang, Rabu (13/9).
Sebagai kota terbesar di Indonesia dengan populasi lebih dari 33 juta jiwa, perusahaan yakin bahwa Jakarta merupakan pintu gerbang penting di Asia Tenggara untuk kegiatan komersial, perdagangan, dan teknologi. Dengan jaringan fiber yang luas, kepadatan daya, interkonektivitas dengan latensi rendah, dan opsi peering global, Jakarta menjadi pasar dengan tingkat pertumbuhan tinggi dan memiliki peluang yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan cloud raksasa untuk mempercepat akses ke layanan cloud, pengiriman konten, dan layanan konektivitas mereka.
“Saya yakin bahwa dengan populasi kaum muda dan populasi digital ditambah dengan infrastruktur penting seperti pusat data ini, tujuan untuk menggandakan nilai ekonomi digital negara pada tahun 2025,” ujar Brouckman.
Pada kesempatan yang sama, ia mengumumkan bahwa perusahaan telah meraih pendanaan senilai US$ 403,8 juta atau lebih dari Rp 6 triliun untuk Sustainability-Linked Senior Facilities. Pendanaan ini akan mempercepat rencana ekspansi dan inisiatif ramah lingkungan perusahaan untuk jejak pusat data di Jakarta, Indonesia.
“Kami melakukan investasi ini di Jakarta karena Indonesia memiliki masa depan digital yang sangat menjanjikan,” kata Brouckman. Ia juga menyebut kesepakatan inovatif itu mencakup pinjaman luar negeri dalam dolar AS.
Transaksi ini membuka jalan bagi peningkatan kemampuan keberlanjutan, termasuk penggunaan energi terbarukan dan langkah-langkah keamanan yang lebih baik bagi EdgeConneX untuk mengembangkan beberapa pusat data di wilayah ini. Alhasil, kapasitas kampus hyperscale Indonesia di Jakarta menjadi lebih dari 120 MW.
Sementara itu, Chief Financial Officer (CFO) for EdgeConneX Joe Harar mengatakan pendanaan ini membuka fleksibilitas yang lebih tinggi dan memberikan EdgeConneX kapasitas pendanaan yang cepat untuk mendukung solusi pusat data yang dibuat khusus untuk pelanggan perusahaan secara global. “Dengan hampir US$ 5 miliar yang terkumpul selama 18 bulan terakhir, kami siap untuk merealisasikan ekspansi pusat data kami yang sudah ada,” kata Harar. Selain itu, perusahaan berada dalam posisi yang kuat untuk mendapatkan lahan dengan cepat dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan pusat data para pelanggan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Indonesia memiliki agenda ke depan di bidang industrialisasi, dekarbonisasi, pendidikan yang terjangkau dan berkualitas tinggi, pemerataan ekonomi, digitalisasi, dan infrastruktur. "Fasilitas canggih seperti yang dikembangkan oleh EdgeConneX sangat penting dalam menarik dan mendorong konektivitas, komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan aplikasi TI penting lainnya dari perusahaan-perusahaan terkemuka,” kata Luhut.
Dengan terus mendorong ekosistem teknologi mutakhir, ekonomi Indonesia akan terus berkembang pesat. “Yang terpenting, kemajuan ini akan dicapai dengan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, memastikan masa depan yang lebih hijau dan tangguh,” ujarnya.
Director at Indies Capital Partners Wewoen Willyani Salim mengatakan seiring dengan masuknya era digital, Indonesia sedang menyaksikan pergeseran transformatif dalam hal pertumbuhan ekonomi. “Dengan memungkinkan ekonomi digital melalui komputasi awan dan infrastruktur pusat data yang diperluas seperti di fasilitas EdgeConneX, Indonesia membuka pintu peluang baru, memberdayakan bisnis, dan mendorong wilayahnya menuju masa depan yang lebih cerah,” katanya.
Founder and Managing Director of Structure Research Philbert Shih menambahkan, Indonesia memiliki demografi yang kuat, sektor teknologi lokal yang berkembang pesat, infrastruktur hyperscale dalam negeri, dan berada di awal kurva adopsi untuk layanan infrastruktur yang dialihdayakan seperti komputasi awan dan pusat data.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi jangka panjang yang luar biasa, dan Jakarta merupakan pusat dari pertumbuhan ini.
“Indonesia adalah rumah bagi semua cloud hyperscale utama di Amerika Serikat dan Tiongkok, serta media sosial dan tingkatan skala web yang sedang berkembang yang akan digabungkan untuk menciptakan volume permintaan yang luar biasa untuk pusat data hyperscale,” ujar dia.