The Fed memotong suku bunga sebesar 25 basis poin, menandai pemangkasan ketiga sejak September 2024, sebagai respon terhadap tekanan ekonomi dan tingginya biaya pinjaman.
Wall Street merespon data ekonomi AS yang kurang memuaskan dengan kestabilan yang tipis. S&P 500 dan Dow Jones mengalami penurunan mingguan, sementara Nasdaq mencatat kenaikan.
Di tengah inflasi AS yang naik menjadi 2,7% November 2024, The Fed diperkirakan akan tetap memangkas suku bunganya untuk merangsang ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Nilai tukar rupiah menunjukkan tren penurunan akibat kebijakan suku bunga The Fed, terpilihnya Donald Trump sebagai Pilpres AS dan konflik Ukraina-Rusia.
Presiden Prabowo Subianto melakukan percakapan telepon dengan Donald Trump, Presiden Terpilih AS, mengucapkan selamat dan membahas kerjasama kedua negara.
Kemenangan Trump berpotensi meningkatkan volatilitas dan mengganggu pertumbuhan ekonomi global, mempengaruhi perdagangan, investasi, serta kestabilan ekonomi di Indonesia.
Rupiah diperkirakan akan melemah hari ini, terpengaruh oleh prospek stabil dari suku bunga The Fed yang mendukung penguatan dolar AS, serta faktor geopolitik dan kebijakan di AS.
Wall Street mencatat rekor baru dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones naik tinggi, dipicu antisipasi investor terhadap laporan keuangan perusahaan besar.
Menurut Chief Economist Bank Mandiri, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis points lagi hingga akhir tahun, dan Bank Indonesia kemungkinan mengikuti langkah serupa.
Bank Indonesia memproyeksikan The Fed akan menurunkan suku bunga mulai September, dengan tiga penurunan pada 2024 dan empat kali di 2025. Hal ini menanggapi inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.
Pergerakan rupiah hari ini terhadap dolar AS diperkirakan akan melemah, dengan estimasi berkisar antara Rp 15.500 sampai Rp 15.600, dipicu oleh data inflasi dan ekspektasi pasar tenaga kerja AS.