Mahathir Mohamad, Bapak Pembangunan & Politisi Kontroversial Malaysia

Hari Widowati
25 Februari 2020, 10:02
Mahathir Mohamad, profil Mahathir Mohamad, perdana menteri Malaysia mundur, perdana menteri Mahathir mundur, kontroversi Mahathir, Anwar Ibrahim, pengganti Mahathir,
ANTARA FOTO/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, berpidato dalam pembukaan Kuala Lumpur Summit yang diikuti 56 negara muslim, Kamis (19/12/2019).

Pengunduran diri Mahathir Mohamad dari kursi perdana menteri Malaysia membuat politik di negara jiran tersebut bergejolak. Koalisi Pakatan Harapan bubar. Kini, Malaysia menunggu terbentuknya kabinet baru dan pengganti pria yang kerap disapa Datuk M itu.

Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung Abdullah telah menerima surat pengunduran diri Mahathir, Senin (24/2). Ia menyetujui permintaan tersebut tetapi meminta Mahathir menjadi Pelaksana Tugas (ad interim) Perdana Menteri hingga terpilihnya PM yang baru. "Mahathir akan menjalankan urusan negara sampai PM dan kabinet yang baru ditunjuk," ujar Kepala Sekretaris Negara Mohd Zuki Ali, dalam pernyataan tertulis, seperti dikutip The Jakarta Post.

Advertisement

Pengunduran diri Mahathir disebut-sebut sebagai buntut dari perseteruannya dengan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim dan perpecahan di koalisi Pakatan Harapan. Minggu (23/2) lalu, Mahathir dikabarkan melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik, termasuk dari UMNO, untuk mempersiapkan kabinet baru tanpa melibatkan Anwar. Namun, kabar tersebut justru dibantah oleh Anwar.

"Itu bukan beliau (Mahathir), nama beliau digunakan oleh orang-orang di dalam partai saya dan pihak luar. Beliau menjelaskan tidak akan mungkin kembali bekerja sama dengan orang-orang yang terhubung dengan rezim lampau," kata Anwar dalam konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKR, di Petaling Jaya, seperti dikutip Malaysiakini, Senin (24/2).

Setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Mahathir bertemu dengan beberapa tokoh politik, termasuk Anwar Ibrahim dan Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrasi Malaysia Lim Guan Eng. Mereka meminta Mahathir membatalkan niatnya untuk mengundurkan diri tetapi Mahathir telanjur geram. Ia tak mau namanya dikaitkan dengan partai korup dan gerakan politik terselubung. Mahathir berprinsip untuk tetap melanjutkan agenda reformasi yang berjalan sejak koalisi Pakatan Harapan menang dalam Pemilihan Umum 2018.

(Baca: Kisruh Politik Malaysia, Perdana Menteri Mahathir Mengundurkan Diri)

Manuver politik yang dimaksud Mahathir adalah tindakan yang dilakukan Menteri Koordinator Perekonomian yang juga mantan Wakil Presiden PKR, Mohamad Azmin Ali. Ia bersama Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) Muhyiddin Yassin dan petinggi oposisi koalisi Barisan Nasional, Partai Islam SeMalaysia (PAS), Gabungan Partai Sarawak (GPS), dan Partai Warisan mengadakan rapat pada Minggu (23/2) malam.

Pertemuan yang mencatut nama Mahathir itu membuat situasi politik memanas dan mengundang kemarahan dari para pendukung Anwar Ibrahim. Mereka menuding Mahathir berkhianat dan ingin terus berkuasa. Padahal, sebelum Pemilu 2018 ia berjanji akan mengalihkan tampuk kepemimpinan kepada Anwar.

(Baca: PM Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri, Bursa Saham Malaysia Turun 2,5%)

MALAYSIA-POLITICS
Najib Razak, Anwar Ibrahim, dan Mahathir Mohamad dalam pertemuan UMNO di Kuala Lumpur pada 1998. (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/File Ph)

Dokter yang Banting Setir ke Dunia Politik

Mahathir lahir di Alor Setar, Kedah pada 20 Desember 1925. Ayahnya adalah seorang guru di sekolah setempat. Ia menempuh pendidikan di Sutan Abdul Hamid College dan University of Malaya di Singapura di jurusan kedokteran. Seperti dikutip dari Britannica.com, Mahathir bekerja sebagai dokter militer setelah lulus pada 1953 hingga 1957. Setelah itu, ia membuka praktik sendiri.

Mahathir mulai terjun ke dunia politik pada awal 1960-an. Ia terpilih menjadi anggota parlemen dari Partai United Malays National Organization (UMNO) pada 1964. Pada saat itu, UMNO adalah partai terbesar dalam pemerintahan. Namun, Mahathir dikeluarkan dari UMNO pada 1969 lantaran berselisih dengan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.

Pangkal perseteruan itu adalah semangat Mahathir untuk memperjuangkan kesetaraan hak etnis Melayu di Malaysia. Meskipun dominan di bidang politik, etnis Melayu di Malaysia tertinggal dari etnis Cina dalam hal ekonomi. Hal ini dituangkannya dalam buku The Malay Dilemma, yang kemudian dilarang beredar oleh PM Tunku Abdul Rahman dan UMNO.

Mahathir kembali bergabung dengan UMNO pada 1970. Pemerintah Malaysia kemudian mengadopsi Kebijakan Ekonomi Baru pada 1971 untuk memperbaiki kondisi ekonomi dengan lebih banyak melibatkan etnis Melayu, sebagaimana ide-ide Mahathir. Ia terpilih menjadi anggota Mahkamah Agung pada 1972 dan anggota Parlemen pada 1974.

Pada akhir 1974, ia ditunjuk menjadi menteri pendidikan Malaysia. Karier Mahathir terus menanjak. Ia menjadi wakil perdana menteri pada 1976 dan pada Juni 1981 terpilih sebagai presiden UMNO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement