Isu-isu Konflik di Muslim Summit dan Kecaman Anggota OKI

Hari Widowati
20 Desember 2019, 14:25
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) yang diikuti 56 negara muslim di Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (19/12/2019). Dalam pidatonya Ketua KT
ANTARA FOTO/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menyampaikan pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) yang diikuti 56 negara muslim di Kuala Lumpur Convention Center, Kamis (19/12/2019).

Malaysia menyelenggarakan Muslim Summit kelima di Kuala Lumpur, pada 18-21 Desember 2019. Forum yang bertujuan menjadi wadah bagi para pemimpin dan intelektual muslim dari seluruh dunia untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi umat Islam, termasuk tudingan soal terorisme, Islamophobia, dan konflik yang melibatkan umat Islam di berbagai belahan dunia.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, seperti dilansir kantor berita Bernama, mengatakan Muslim Summit 2019 akan mendiskusikan situasi yang dihadapi oleh muslim di seluruh dunia. "Muslim dilabeli sebagai teroris, dan ada kekhawatiran terhadap Islam. Semua orang bisa melihat dengan jelas bahwa situasinya semakin buruk," kata Mahathir.

Advertisement

Mahathir, yang juga menjabat sebagai Chairman Muslim Summit 2019, menyebut penindasan terhadap umat Islam di dunia seolah tidak mendapat perhatian. "Kita menyebut semua muslim adalah saudara tetapi negara kita terlibat dalam perang sipil yang tak berkesudahan, perang sektarian, perang dengan negara tetangga sesama muslim, dan kita mengundang negara non-muslim untuk membantu kita dalam perang terhadap sesama muslim," kata Mahathir seperti dikutip New Strait Times, Senin (16/12).

Muslim Summit 2019 diikuti 400 partisipan, yang berasal dari 56 negara. Beberapa pemimpin dunia yang menghadiri pertemuan ini adalah Emir Sheikh Tamim Hamad Al Thani dari Qatar, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin sebelumnya juga dijadwalkan hadir dalam pertemuan tersebut. Namun, ia membatalkan rencana perjalanannya karena kelelahan. "Tim dokter berkesimpulan Wapres harus istirahat," kata Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi seperti dikutip Antara, di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (18/12). Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ditugaskan untuk menggantikan Wapres Ma'ruf dalam Muslim Summit tersebut.

(Baca: Pemerintah Diminta Batasi Investasi Tiongkok Terkait Kekerasan Uighur)

Bahas Isu Rohingya hingga Uighur

Dalam konferensi yang berlangsung selama empat hari itu, dibahas pula masalah yang sedang berlangsung di Rohingya, kondisi yang terjadi di Kashmir, Suriah, dan Yaman hingga masalah muslim Uighur di Tiongkok.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Mahathir menyatakan keresahannya terhadap absennya peran Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan mengatakan situasi minoritas muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok yang juga akan dibahas dalam konferensi. Menurutnya, komunitas Uighur menghadapi tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan setidaknya 1 juta penduduk ditahan di kamp-kamp reedukasi. Namun, Tiongkok menyanggah dengan keras kritik internasional atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Dalam konferensi, Presiden Erdogan juga menyebutkan masalah terbesar yang dihadapi oleh organisasi yang menyatukan dunia Islam adalah kurangnya implementasi. “Jika kita masih belum bisa membuat kemajuan mengenai masalah Palestina, jika kita tidak bisa menghentikan eksploitasi sumber daya kita, dan jika kita masih belum bisa mengatakan berhenti pada fragmentasi dunia muslim atas sektarianisme, itulah penyebabnya,” kata Erdogan, seperti dilansir Reuters (20/12).

Konferensi juga menghasilkan kesepakatan antara Malaysia dan Turki untuk kerja sama penelitian dan pengembangan di ruang angkasa dan pertahanan. Malaysia juga mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk menggandakan produksi susu negara Asia Tenggara itu menjadi 50 juta liter per tahun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement