Bangun Dua Pabrik, Sari Roti Siapkan Dana Rp 500 Miliar
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), produsen roti merek Sari Roti, akan menambah kapasitas produksi dengan membangun dua pabrik baru di Gresik dan Lampung mulai tahun ini. Perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 500 miliar untuk kedua pabrik tersebut.
External Communications Head Nippon Indosari Stephen Orlando mengatakan, belanja modal untuk pembangunan kedua pabrik baru tersebut berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) I 2017. Pembangunan pabrik roti di Gresik dan Lampung diperkirakan tuntas pada 2019 sehingga total jumlah pabrik Sari Roti di Indonesia akan menjadi 12 pabrik. Saat ini kapasitas terpasang dari pabrik yang sudah berjalan mencapai 4 juta potong per hari. Pada 2019, total kapasitas produksi dari ke-12 pabrik Sari Roti akan mencapai 4,8 juta potong per hari.
Stephen mengatakan, total alokasi belanja modal perseroan tahun ini mencapai Rp 600 miliar. Selain untuk ekspansi pabrik, belanja modal sebesar Rp 100 miliar dialokasikan untuk pemeliharaan mesin-mesin yang dimiliki perseroan.
Pada semester I 2018, perseroan juga akan merampungkan pembangunan pabrik baru di Filipina. Pabrik roti yang dijalankan oleh anak usahanya, Sarimonde Foods Corporation, pada tahap awal akan memproduksi roti tawar. "Secara bertahap akan kami tingkatkan produksinya dari roti tawar kemudian roti manis," ujar Investor Relation and Communication Vice President Nippon Indosari Lukito Ghozali, dalam konferensi pers, Jumat (11/5).
Setelah ekspansi di Filipina, perusahaan masih membuka kemungkinan ekspansi ke negara-negara lain. Tahun lalu, perseroan juga menjalin kerja sama strategis untuk memasok kue dan pastry di 576 gerai Caffebene di Korea Selatan. Selain di Korea Selatan, Caffebene mengoperasikan 129 gerai di 14 negara. "Ekspansi di luar negeri selain Filipina tetap terbuka dan masih kami jajaki. Namun, kontribusi penjualan dari luar negeri masih kecil," ujar Stephen.
(Baca: Langkah Ekspansif Sari Roti Merajai Pasar Domestik dan Asia)
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 15% menjadi sekitar Rp 2,86 triliun dibandingkan dengan 2017 sebesar Rp 2,6 triliun. Perseroan optimistis prospek penjualan roti tahun ini meski terdapat perlambatan daya beli masyarakat. Menjelang Lebaran, Sari Roti akan mendorong penjualan dengan berbagai strategi promosi.
Hingga Maret 2018, penjualan bersih Sari Roti mencapai Rp 659 miliar, naik 9,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih perseroan mencapai Rp 29 miliar, turun 2,9% dibandingkan kuartal I 2017. Penurunan laba bersih disebabkan tekanan pada beban penjualan perusahaan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Nippon Indosari, Jumat (11/5), pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp 36 miliar atau 25% dari laba bersih perseroan. Besaran dividen tersebut setara dengan Rp 5,82 per saham.
(Baca: Saham Sektor Konsumer Dinilai Punya Prospek Bagus di Tahun Politik)