Program yang hampir mirip juga diterapkan Traveloka terhadap hotel yang bekerja sama di bawah jaringannya. Vice President Marketing Traveloka Accommodation Shirley Lesmana mengatakan pihaknya telah menggandeng lebih dari 380 mitra hotel di Indonesia dalam program long stay.

Paket ini ditawarkan sejak April 2020 dengan paket menginap bervariasi mulai dari tujuh hari, 14 hari hingga 30 hari. Shirley mengatakan program ini berhasil membuat pemesanan para mitra hotel yang berpartisipasi mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya walaupun masih belum signifikan.

Pemesanan program long stay tersebut menyebar di beberapa kota, di antaranya di Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Makassar.

Para mitra yang berpartisipasi pada program long stay ini telah berkomitmen untuk menjalani protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan dari pemerintah. Layanan mitra hotel long stay ini juga memberikan free internet serta free cancelation hingga in-room dining dengan syarat dan ketentuan berlaku, sehingga memudahkan pengguna dalam menjalani protokol kesehatan selama periode menginap.

"Guna memberikan kemudahan bagi para pengguna, Traveloka menawarkan potongan harga hingga 65% dengan harga mulai dari Rp 70rban per malam," ujar Shirley.

Peluang dari Kerja Sama Program Isolasi Mandiri Pemerintah 

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan promo long stay cukup mengerek okupansi hotel. Saat masa awal PSBB, okupansi hotel bisa di bawah 5%. Namun, saat masuk ke tahap PSBB transisi dan ditambah dengan promo long stay,  tingkat okupansi hotel bisa meroket hingga 30% hingga 35%.

Khusus isolasi mandiri, PHRI juga  menyiapkan 27 hotel dengan kapasitas 3.711 kamar di DKI Jakarta. Penginapan tersebut akan menampung pasien jika kapasitas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran semakin penuh.

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan mayoritas hotel yang menangani isolasi mandiri ini berada di Jakarta Pusat. Kebanyakan kategori bintang dua dan tiga.

Dari data PHRI, 11 hotel berisi 1.605 kamar berada di Jakarta Pusat, sebanyak 5 hotel dengan 557 kamar terletak di Jakarta Selatan, dan 4 hotel berkapasitas 587 kamar ada di Jakarta Timur. Selain itu ada 5 penginapan dengan 602 kamar ada di Jakarta Barat dan 2 hotel berisi 360 kamar di Jakarta Utara.

Menurut Hariyadi, kerja sama dengan pemerintah tersebut bisa mendongkrak pendapatan pengelola hotel. "Kalau dikatakan membantu, pasti membantu, okupansi hotel memang tengah dalam masa sulit. Tapi kami utamakan masalah kemanusiaan," ujar dia.

Lipsus Properti 2
Petugas menyiapkan fasilitas ruangan isolasi mandiri di salah satu hotel OYO, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2020). (Adi Maulana Ibrahim | Katadata)

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta Krisnadi mengatakan pihaknya menyerahkan keputusan kepada pemilik hotel dan manajemennya terkait kerja sama tersebut.  Pengusaha hanya berharap pemerintah benar-benar membayar biaya yang dikeluarkan untuk ruang isolasi. "Karena kami sudah babak belur, harus bayar listrik dan sebagainya,"kata Krisnadi.

Meski dapat mengatasi arus kas, tak sedikit pengusaha dan pengelola hotel yang khawatir dengan konsekuensi properti mereka menjadi ruang isolasi bagi penderita Covid-19.  "Kekhawatirannya orang-orang akan ingati ini hotel untuk orang tanpa gejala, kenapa mesti menginap di sana, ada concern seperti itu, tapi semua yang ikut program pemerintah pasti mengerti," ujarnya.

Meski khawatir, kata Krisnadi, banyak juga pengusaha hotel yang tetap mengikuti program pemerintah dengan niat membantu menangani pandemi. 

Penyumbang bahan: M Arfan

Halaman:
Reporter: Febrina Ratna Iskana, Adi Maulana Ibrahim
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement