- Tim pasangan calon menyiapkan beragam strategi menggarap suara anak muda untuk kemenangan Pilpres 2024
- Putra Ganjar Pranowo dan dua anak Anies Baswedan bergerak membantu orang tuanya mendekati kelompok muda
- Berdasarkan survei terbaru, terdapat tren penurunan dukungan suara anak muda kepada pasangan Ganjar-Mahfud seiring turunnya elektabilitas mereka.
S
elama tujuh hari di pekan pertama Desember, M. Zinedine Ganjar yang akrab dipanggil Alam Ganjar (21) berkeliling ke Sulawesi bertemu banyak anak muda. Kehadiran Alam ini memberikan nuansa baru buat kampanye pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo- Mahfud MD yang masih tertatih-tatih meraih suara anak muda seperti terekam dalam survei terbaru.
Pada awal tur di Sulawesi, Alam sempat ditemani Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sandiaga Salahuddin Uno. Mereka bertemu 350 pengusaha UMKM di Naf Space Cafe, Makassar, Jumat (1/12).
Sandi menyatakan Alam sengajak dilibatkan dalam kampanye untuk meraih perhatian anak muda. "Anak-anak muda ini memerlukan role model dan Alam dapat memberikan inspirasi karena walaupun masih muda tapi wawasannya sangat luas," ujar Sandi.
Alam Ganjar memang lumayan populer di kalangan anak muda pengguna gadget. Sebelum masa kampanye, Alam sudah muncul di berbagai podcast dan wawancara.
Alam yang pernah mendapat medali emas dalam lomba sains internasional di Korea Selatan pada 2015 itu, menarik perhatian karena kecerdasan dan kemampuan berbicaranya. Plus, wajahnya yang ganteng membuat Alam punya banyak fans di media sosial.
Selama rangkaian ke Sulawesi ini Alam berkeliling mulai dari Makassar, Toraja, Bone hingga Gowa. Dia mengikuti berbagai kegiatan seperti bersepeda, membersihkan sungai, diskusi dengan relawan dan influencer. Alam yang merupakan CEO atau Founder Pigmy E-sports, juga membagikan pengalamannya sebagai pebisnis muda di dunia esports.
Dalam beragam pertemuan itu, Alam menyelipkan pesan pentingnya literasi politik bagi generasi muda. Dia menekankan para pemuda dan pemudi seusianya jangan salah pilih pemimpin masa depan. "Asalkan teman-teman bisa memilih secara rasional dan objektif, datang ke TPS," kata Alam.
Alam menyatakan kegiatannya keliling berbagai daerah untuk menyerap aspirasi anak muda untuk diteruskan kepada pasangan capres-cawapres. Dengan begitu, dia turut ke lapangan karena ingin berkontribusi untuk pemenangan ayahnya.
Dia menganggap selama ini orang tuanya memberikan segalanya untuknya. "Aku selama ini belum melakukan apapun untuk mereka. Ini adalah kesempatan besar aku memberikan bakti buat orang tua," kata Alam.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Jenderal (Purn) Andika Perkasa mengatakan Alam Ganjar turun ke lapangan berdasarkan survei internal. Harapannya, Alam dapat membantu mengerek suara dari anak muda.
Survei internal itu juga memberikan rekomendasi strategi yang perlu diperbaiki buat TPN Ganjar-Mahfud di antaranya bagaimana merebut suara anak muda. "Tapi pasti ada perbaikan," kata Andika di sela-sela agenda "Millennial Bertanya Anti Gagal" di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (8/12).
Andika menyatakan selama tur bertemu anak muda, Alam ini menyerap banyak masukan. Salah satu aspirasi yang ditampung mengenai isu lapangan kerja. "Intinya realita kehidupan mereka. Itu yg paling penting dan menyangkut langsung hidup nereka. Itu yang paling menonjol," kata Andika.
Sebelum Alam turun gunung, TPN Ganjar-Mahfud sudah menyasar kelompok anak muda sejak awal kampanye. Seperti misalnya deklarasi ribuan anggota Pemuda GAMA di Bandung mendukung Ganjar dan Mahfud. Mereka mengajak Gen Z dan milenial untuk berpartisipasi dalam kontestasi politik dengan cara kekinian.
Selain itu, Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Wijayanto mengatakan Timsesnya telah menarik 150 Pemuda untuk menjadi juru kampanye. Harapannya, deretan nama anak muda yang sudah bergabung dapat berkolaborasi dalam memenangkan suara untuk Ganjar-Mahfud.
Anak Anies Terlibat Konsep hingga Kampanye
Berbeda dengan Ganjar, Anies Baswedan sudah melibatkan anak-anaknya sejak awal kampanye. Juru Bicara Timnas Amin, Billy David Nerotumilena, mengatakan, Anies selalu didampingi istri dan anaknya terutama Mutiara Annisa Baswedan (25) dan Mikail Azizi Baswedan (23) sejak hari pertama kampanye.
Awalnya, mereka berada di belakang layar ketika Anies berkampanye. Namun, kemudian Istri dan anak Anies Baswedan semakin intensif turun ke sejumlah daerah dengan mengajak para pemilih untuk mencoblos pasangan calon nomor urut 1.
Billy mengatakan keluarga dilibatkan untuk memberikan gambaran mengenai sisi lain dari Anies. Harapannya bisa menarik swing voters. "Pak Anies enggak cuma ngomong gagasan elektoral politik tapi kehidupan pribadi jadi bisa menginspirasi buat orang lain," kata dia.
Mutiara, putri sulung Anies, di antaranya bersama ibunya Fery Fahati menghadiri senam bersama ”emak-emak” di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/12). Setelah itu dia menemui para pengrajin batik.
Selama kampanye, Mutiara mencatat aspirasi dan menyampaikannya kepada bapaknya. "Aspirasi dari teman-teman pengrajin batik supaya disejahterakan diperhatikan. Supaya ada generasi penerusnya gitu," kata Mutiara, Sabtu (9/12).
Mutiara mengatakan tak ada arahan dari Anies Baswedan saat kampanye. Dia mengatakan, berkampanye hanya saat selingan dari kesibukan kerja di kantor.
Selain membantu kampanye, Mutiara juga berkontribusi menjadi periset dalam tim Amin. Kontribusinya ini sesuai dengan pekerjaannya yang merupakan analis riset.
Adik Mutiara, Mikail, juga bergerak ke berbagai daerah untuk bertemu para pemuda. Selama dua masa kampanye terakhir, Mikail keliling kawasan Jawa dan Sumatera (Medan dan Padang).
Mikail juga berkontribusi membangun simpul organisasi kepemudaan untuk mendukung Anies-Cak Imin. Awalnya dia membangun organisasi kepemudaan bernama Harapan Bangsa atau disingkat Harsa sejak dua tahun lalu.
Harsa ini menjadi simpul berkolaborasi dengan beragam organisasi kepemudaan membentuk Ubar Bareng. Ubar Bareng ini mengajak kaum muda membuat perubahan bersama lewat dua program utama, yakni Desak Amin dan Slepet Imin.
Dua program itu merupakan unggulan Anies-Imin untuk menjaring suara anak muda selama kampanye. Kedua forum itu berhasil menarik perhatian gen Z dan milenial untuk berdiskusi secara langsung.
Juru Bicara (Jubir) Timnas AMIN Fatia Nur Masriati, mengatakan dalam forum Desak Anies, milenial dan generasi Z bisa memberikan pertanyaan apapun mulai dari sosial, politik, keamanan, pendidikan, tanpa sensor.
"Tidak ada lagi bahasa negeri konoha, yang ada ketika mau mengkritik menyebutkan secara langsung, Indonesia," kata Fatia.
Beragam gerakan dan program ini bertujuan menargetkan sebanyak mungkin anak muda, terutama kalangan pemilih yang masih bimbang atau undecided voters. "Kalau kita hitung presentasinya dari 100 juta kita dapat 20 persennya, angkanya sudah sangat besar buat kami," kata Billy.
Billy menjelaskan untuk meraih putaran kedua, Timnas AMIN menargetkan elektabilitas 35%-40% dan sepertiga suaranya berasal dari kalangan Gen Z dan milenial.
Tren Dukungan Anak Muda untuk Ganjar-Mahfud Menurun
Suara anak muda merupakan kunci pemenangan Pilpres 2024. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), daftar pemilih tetap untuk Pemilu 2024 didominasi oleh kelompok generasi milenial (kelahiran 1980 – 1994) sebanyak 66,8 juta pemilih (33,0%) dan generasi Z (kelahiran 1995 – 2000) sebanyak 46,8 juta pemilih (22,8%).
Jika ditotal, kedua generasi ini sudah memakan porsi 56,4% suara. Porsi yang signifikan ini yang membuat para kandidat bekerja keras merebut suara anak muda.
Berdasarkan survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia pada 9 Desember, mayoritas Gen X (usia 26 tahun ke bawah) dan Milenial (usia 27-42 tahun) memilih pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran.
Survei tatap muka ini berlangsung pada 23 November hingga 1 Desember 2023 terhadap 5.380 responden. Artinya survei memotret perkembangan suara para kandidat pada pekan pertama kampanye.
Prabowo-Gibran memperoleh dukungan teratas dari anak muda. Kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung pasangan nomor urut dua ini masing-masing mencapai 56,6 persen dan 46,3 persen.
Setelahnya, kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung Anies-Muhaimin masing-masing 22,6 persen dan 24 persen.
Suara dukungan anak muda terhadap Ganjar-Mahfud paling minim dibandingkan dua kandidat lainnya. Kelompok Gen Z dan milenial yang mendukung Ganjar-Mahfud masing-masing sebanyak 18,3 persen dan 23,8 persen.
Bila dibandingkan survei Indikator sebelumnya, periode 27 Oktober-1 November 2023, yang melibatkan 1.220 responden, terjadi peta perubahan dukungan anak muda.
Terlihat, suara anak muda yang mendukung Ganjar-Mahfud ini tergerus signifikan. Sebaliknya, terjadi peningkatan suara anak muda ke paslon Prabowo-Gibran dan juga Anies-Muhaimin.
Berdasarkan hasil survei bulan lalu itu, kalangan Gen Z dan milenial yang mendukung Ganjar-Mahfud masing-masing sebanyak 27,9 persen dan 27 persen.
Sedangkan, Gen Z dan milenial yang mendukung Prabowo-Gibran masing-masing 52,4 persen dan 40 persen. Adapun Gen Z dan milenial yang mendukung Anies-Imin masing-masing 17,3 persen dan 27 persen.
Mengapa Suara Anak Muda untuk Ganjar-Mahfud Terus Turun?
Tergerusnya suara Ganjar-Mahfud di kalangan muda seiring dengan anjloknya elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2.
Berdasarkan survei Indikator dalam simulasi 3 pasangan capres-cawapres 2024, Prabowo-Gibran unggul dibanding pasangan lain dengan elektabilitas 45,8 persen.
Posisi kedua pasangan Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas 25,6 persen dan kemudian Anies dan Muhaimin 22,8 persen. Dibandingkan survei Indikator bulan lalu, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan 4 persen-5 persen. "Mas Anies sedikit turun tapi kurang lebih stabil," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Burhanuddin menjelaskan kenaikan suara Prabowo berkaitan dengan penurunan suara Ganjar dalam waktu sebulan. Dia melihat, penunjukkan Gibran sebagai cawapres membuat pemilih Ganjar yang merupakan pendukung Jokowi eksodus. "Terutama pendukung Jokowi yang non-PDIP," kata dia.
Dia mengingatkan elektabilitas Ganjar yang meningkat selama dua tahun terakhir sebelum pengumuman capres-cawapres itu karena efek co-branding dengan Jokowi. "Ada beragam kesamaan seperti asal Jawa Tengah dan dari PDIP," kata dia.
Setelah penunjukkan Gibran, strategi Ganjar dan PDIP ibarat senjata makan tuan. Strategi dengan mengkritik dan menyerang Jokowi membuat para pendukung Ganjar malah menarik diri. Para pendukung yang menarik dukungan ini dari beragam usia, termasuk kalangan muda.
Burhan mengatakan sebagian besar pemilih di Indonesia berpendidikan Sekolah Dasar. Sehingga, mereka yang berasal dari kalangan menengah bawah ini kurang mengena bila mendapat pemaparan isu seperti dinasti politik lewat keputusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial tersebut.
Dosen Komunikasi Politik UGM dan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan hal senada. "Strategi yang mempersempit kolamnya dengan Jokowi, mempersempit juga suara dari anak muda," kata Nyarwi.
Budaya kritik di Indonesia kurang berkembang sehingga strategi Ganjar-Mahfud kurang berjalan. "Masyarakat cenderung melihat hasil kerja elite seperti bantuan sosial, sehingga approval rating Jokowi terus tinggi," kata dia.
Selain itu, Nyarwi mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi dukungan suara anak muda. Dia melihat ketiga paslon sama-sama berupaya merebut suara dari kalangan ini dengan beragam pendekatan.
"Prabowo dan Gibran memiliki gimmick politik yang berhasil menarik perhatian," kata dia.
Nyarwi juga menilai mesin politik pendukung Ganjar-Mahfud belum optimal. Dia melihat kubu PDIP dan pendukung Ganjar-Mahfud tak satu suara dalam strategi merebut suara. Seperti, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang cenderung soft terhadap pemerintahan Jokowi. Sedangkan politisi PDIP lain memilih menyerang. "Perbedaan ini bisa memperlemah kerja tim dan mesin politik," kata dia.
Menurut Nyarwi soal memanasnya mesin politik dan strategi kampanye yang tepat sangat penting untuk meraup suara, termasuk dari kalangan anak muda.