Menko PMK: Transformasi Pembangunan Manusia Kunci Indonesia Emas 2045

Puja Pratama
15 November 2023, 15:36
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
Katadata/Bintan Insani
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy

Berbagai pekerjaan rumah besar menanti untuk diselesaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelum menanggalkan jabatan yang diemban saat ini. Sebagai Menko PMK, Muhadjir bertugas mengorkestrasi tujuh kementerian dan sepuluh lembaga teknis.

Muhadjir berseloroh, "Seluruh persoalan di tingkat masyarakat, hampir seluruhnya bermuara di kementerian ini," kata dia saat ditemui Katadata.co.id di kantornya, Senin (6/11). Mulai dari persoalan stunting, kesehatan, disabilitas dan lansia, hingga penanggulangan bencana menjadi fokus persoalan yang penanganannya berada di bawah koordinasi Kemenko PMK.

Tugas besar lainnya yang menjadi tanggung jawab Kemenko PMK adalah mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 berupa Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan. Menurut Muhadjir, apa yang dilakukan saat ini akan menjadi bekal untuk 20-30 tahun mendatang.

Ada beragam tantangan yang dihadapi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 seperti yang diharapkan. Salah satunya seperti yang pernah disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, sembilan dari sepuluh target kesehatan terancam tidak tercapai.

Muhadjir Effendy
Menteri Korodinator PMK Muhadjir Effendy (Katadata/Ezra Damara)

Dalam wawancara bersama Katadata, Muhadjir mengungkapkan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembangunan sosial dan kesejahteraan masyarakat hari ini sebagai bekal mewujudkan Indonesia Emas 2045, mengingat masih ada banyak persoalan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat yang masih membelenggu.

Simak perbincangannya berikut.

Strategi apa yang dirancang untuk menjawab tantangan Indonesia Emas 2045?

Kami secara bertahap sedang merancang berbagai transformasi, grand design human development. Dari rancangan itu nanti akan di-breakdown menjadi desain besar bagi masing-masing kementerian dan lembaga teknis. Kami berharap dengan sebuah rancangan yang terpadu ini, arah pembangunan manusia kita akan betul-betul terintegrasi dan koheren. Tetapi memang, perjalanan yang diperlukan untuk itu masih panjang.

Yang sudah mulai bergerak saat ini contohnya ada transformasi di bidang pendidikan, kesehatan dan keolahragaan. Kami juga sudah mulai melakukan transformasi di bidang jaminan, baik jaminan sosial maupun jaminan kesehatan.

Untuk melakukan seluruh transformasi tersebut dimulai dari data. Target kami saat ini adalah membuat semuanya terintegrasi dalam sebuah big data. Dengan begitu, ketika melakukan intervensi melalui kebijakan, sasarannya jelas.

Misalnya, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan Presiden Joko Widodo menargetkan kemiskinan nol di 2024, kami intervensi dari tingkat keluarga. Karena itu, basis data yang dibangun berasal dari BKKBN, Kemensos, hingga data Dukcapil dari Kemendagri yang disinkronisasikan, sehingga Indonesia saat ini punya data P3KE (Percepatan Penghapusan Penyasaran Kemiskinan Ekstrem).

Di beberapa negara sudah menerapkan bukan saja Universal Health Coverage, tapi Universal Basic Income (UBI). Mereka yang menganggur pun dikasih uang, mereka tiap bulan mendapatkan pendapatan minimum. Kami sedang mengusulkan supaya Indonesia dapat menggunakan Selected Universal Basic Income.

Selected Universal Basic Income, seperti apa dan bagaimana strategi penerapannya kelak?

Ini memang masih sebagai wacana mengingat desain teknokratiknya belum ada, tapi kami terus mempelajari pelaksanaan jaminan pendapatan dasar di negara-negara maju.

Sebenarnya Indonesia sudah mulai menerapkan hal tersebut. Misalnya, seorang lansia yang berada dalam kemiskinan ekstrem, dia akan mendapatkan bantuan dari pemerintah yang membuat dia tidak akan berada di dalam kategori itu lagi.

Hanya saja di Indonesia dananya masih tersebar di beberapa kementerian, sehingga kami memberikan diskresi untuk lansia dan difabel. Diskresinya adalah mereka bisa mendapatkan bantuan sosial multi program dari beberapa kementerian, misalnya PKH dari Kemensos, lalu dana desa atau dana kabupaten.

Saya kemarin launching aplikasi untuk dana desa guna memastikan tidak ada lagi orang miskin yang tidak ter-cover oleh dana desa. Ini merupakan salah satu pendekatan UBI.

Dengan adanya data yang terpadu seperti berapa usia produktif yang masih belum bekerja, dana desa dapat digunakan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan ketahanan pangan. Caranya, misalnya dana desa digunakan untuk memberikan insentif kepada angkatan kerja di desa tersebut untuk beternak ayam.

Desa dapat membeli telur-telur ayam dan daging ayam dari peternakan itu untuk mengatasi stunting. Bayangkan, dari dana desa itu sudah bisa menangani kemiskinan ekstrem, stunting dan ketahanan pangan. Ini dilakukan melalui pendekatan UBI dalam mengelola dana desa.

Bicara soal stunting, menurut data, prevalensi stunting kita memang menurun jauh jika dibandingkan 2013, dari 37,2% menjadi 21,6% pada 2022. Tapi ini tidak cukup. Apa grand design yang dibangun Kemenko PMK untuk mengatasi stunting guna mengoptimalkan potensi SDM kita menyambut Indonesia Emas 2045?

Kemenko PMK memiliki tugas ksp (koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian). Selain melakukan fungsi ksp untuk kementerian teknis dan badan atau lembaga yang berada di dalam kewenangan Kemenko PMK, kami juga melakukan hal itu dengan kementerian lain untuk mengatasi stunting.

Berbicara stunting tidak bisa parsial, harus dari hulu ke hilir. Sekarang kita lihat, stunting ini sangat terkait dengan kualitas air bersih, air minum dan sanitasi. Sebab itu, untuk impementasi pengadaannya sebagai infrastruktur dasar berada di bawah koordinasi Kemenko PMK, meskipun Kementerian PUPR secara teknis berada di bawah Kemenkomarves.

Selain itu, Kemenko PMK menerjemahkan penanganan stunting dalam program siklus pembangunan manusia Indonesia. Kami mencermati pembangunan manusia dimulai dari dalam kandungan sampai lahir, sampai usia dua tahun, lima tahun, remaja, masa produktif 16-65 tahun, dan masa lansia di atas 65 tahun.

Stunting adalah persoalan di dalam siklus sejak dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Dalam siklus itu, stunting dicegah melalui penanganan gizi, penanganan berbagai macam penyakit atau gangguan kesehatan ketika anak dalam kandungan, sampai kepada persiapan perempuan menjadi seorang ibu.

Kami juga merancang persiapan perkawinan, bukan sebatas sah atau tidak. Perkawinan sekarang ditangani secara terintegrasi dengan melibatkan Kemenag, Dukcapil, Kemenaker, Kemenkes dan BKKBN.

Selain mencegah perkawinan dini, persiapan perkawinan ini untuk mencegah stunting, mencegah timbulnya kemiskinan multidimensional yang baru. Persoalannya, ketika dua rumah tangga miskin berbesanan, potensi lahirnya rumah tangga miskin yang baru sangat tinggi.

Untuk mengatasinya, kami akan memastikan yang akan menikah ini harus memiliki pekerjaan dengan melibatkan Kemenaker. Mereka akan dilatih sehingga memiliki keterampilan tertentu untuk masuk ke dalam sektor formal atau berwirausaha. Jika ada keterlanjuran, pasangan tersebut diminta untuk menunda memiliki anak.

Halaman:
Reporter: Puja Pratama
Editor: Dini Pramita
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...