Erick Thohir: Refocusing Himbara Bukti Keberpihakan terhadap UMKM
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen mendorong pengembangan Usaha Mikro, Menengah dan Kecil (UMKM) melalui tiga hal, yaitu pembiayaan, pendampingan, dan pasar.
Hal itu diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir di sela-sela silaturahmi akbar alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan tema "Mendorong Pertumbuhan UMKM Melalui Kolaborasi" di Graha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/7/2022).
Oleh karena itu, Menurut Erick , BUMN telah melakukan recofusing bisnis bank-bank pelat merah atau Himbara.
"Dulu BRI waktu pertama saya masuk itu bukan bank rakyat, tapi malah bank korporasi besar yang mana 80 persen pinjamannya untuk korporasi," ujarnya melalui siaran pers.
Erick pun meminta direksi dan komisaris BRI mengubah fokus bisnis dengan memprioritaskan terhadap pembiayaan untuk UMKM dan rakyat.
Dalam waktu dua setengah tahun, mantan Presiden Inter Milan tersebut, berhasil mengembalikan proporsi pembiayaan BRI dengan 85 persen kepada UMKM.
"BRI berfokus kepada ultra mikro dan UMKM hingga ke pelosok negeri. Total sudah ada 2,3 juta UMKM binaan dan 14.584 klaster binaan, dan penyaluran KUR sebesar Rp88,9 triliun," katanya.
Tak berhenti di situ, Erick juga mendorong kemudahan akses permodalan UMKM dan ultra mikro dengan membentuk holding BUMN ultra mikro yang digawangi BRI, Pegadaian, PNM. Holding ultra mikro sebagai lokomotif bagi ekosistem UMKM dan ultra mikro.
Dalam holding tersebut, PNM memfasilitasi nasabah dengan pinjaman sebesar Rp1-4 juta dan PNM plus dengan pinjaman sebesar Rp10 juta.
Kemudian, Pegadaian siap memberikan pinjaman dengan nominal Rp50-100 juta dan BRI untuk pinjaman di atas Rp100 juta.
Erick mengatakan, keberpihakan terhadap UMKM menjadi prioritas mengingat tolok ukur pembiayaan UMKM Indonesia masih 20 persen atau tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 50 persen.
Menurut dia, kontribusi KUR Himbara terhadap KUR nasional mancapai 92,4 persen atau Rp260 triliun dari total KUR sebesar Rp282 triliun.
"KUR tahun kemarin Rp260 triliun sekarang kami dorong ke Rp338 triliun. Artinya kami bertahap menargetkan sampai 30 persen dan terus naik menjadi 50 persen seperti negara tetangga," ujarnya.
Erick juga menugaskan Bank Mandiri untuk menggarap korporasi dan UMKM yang ada di perkotaan. Erick memproyeksikan 73 persen penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan pada 2045.
Sejauh ini, Mandiri memiliki 18.896 total UMKM binaan di perkotaan, 13.658 UMKM Go Modern, 1.830 UMKM Go Digital 3.408 UMKM Go Online, dan jumlah outstanding kredit korporasi mencapai Rp 549,8 triliun.
Bank Mandiri telah melakukan sejumlah pendekatan dengan usaha warung-warung yang ada di perkotaan
Erick meminta Bank Mandiri selain memberi pembiayaan juga melalukan pendampingan agar UMKM mendapat akses makanan atau produk-produk yang akan diolah dengan kualitas dan standar yang baik.
“Jangan karena keterbatasan dana mereka membeli bahan baku dengan kualitas yang rendah," ujar dia.
Untuk BNI, Erick meminta fokus kepada diaspora, pekerja migran, dan ekspor.
Erick menyebut saat ini terdapat 29 perusahaan diaspora UMKM binaan kantor cabang luar negeri (KCLN), 52 debitur untuk realisasi loan diaspora dengan jumlah pembiayaan 1.099 miliar dolar AS, jumlah eksportir sebanyak 312 debitur dengan Letter of Credit atau Documentary Collection.
"BNI sekarang menjadi bank internasional Indonesia yang fokus menggarap pekerja migran," ujar Erick.
Erick mengatakan, BNI memiliki kekuatan besar dalam menggarap pasar luar negeri lantaran memiliki cukup banyak kantor cabang, mulai dari Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Belanda, hingga Amerika Serikat.
Tak hanya memfasilitasi para diaspora yang ingin memperluas usaha, Erick juga menilai BNI dapat menjadi mitra yang tepat bagi para pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Pekerja migran kalau sudah mendapat kontrak tidak perlu lagi menggadaikan rumahnya atau lahannya ke lintah darat, cukup menunjukkan ke BNI akan pinjamkan tanpa agunan sampai Rp40 juta,” kata dia,”supaya ketika mereka pulang bisa punya opsional, apakah mau jadi profesional atau jadi pengusaha."
Adapun BSI berfokus pada pengembangan ekosistem muslimpreneur. Erick mengatakan saat ini sudah ada kerja sama ekonomi umat bersama 637 ponpes dengan nominal Rp178,6 miliar, penyaluran sebesar Rp11 miliar dalam kerja sama Pertashop dengan 36 Ponpes.
Lalu ekosistem digital dengan 176 pesantren dan 3.846 masjid, serta 58 Bank Wakaf Mikro dengan total penempatan dana abadi sejumlah Rp 174 miliar.
Selain memberikan pembiayaan dan pendampingan, kata Erickn, BUMN juga menyiapkan tempat untuk UMKM kreatif dan jenama lokal dengan memanfaatkan aset BUMN yang tidak teroptimalisasi, seperti Pos Bloc (Pos Properti).
Tujuannya sebagai ruang kreatif inklusif di Jakarta, dan segera menyusul di Bandung.
Erick meyakini UMKM merupakan detak jantung perekonomian Indonesia. Tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara maju jika UMKM-nya tidak maju.
“Kami juga tidak ingin Indonesia maju tapi didominasi produk asing. Ini sudah saatnya BUMN betul-betul melakukan aksi nyata untuk membangun ekosistem UMKM kita," kata Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah tersebut.
Erick berharap IKA Unpad dapat terus bergerak aktif bersama BUMN untuk mendorong UMKM naik kelas demi Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia.
(Tim Riset Katadata)