Delta Dunia Makmur Resmikan BISA Ruang Nuswantara (BIRU)
PT Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group) meresmikan anak usahanya, PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU).
Mengangkat tema “Pembelajaran untuk Masa Depan yang Berkelanjutan”, peresmian BIRU diharapkan dapat mendukung agenda pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berdaya saing global.
BIRU menyediakan pendidikan berbasis industri dan pemberdayaan kewirausahaan sosial, sekaligus turut menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BIRU menghadirkan dua program andalan, yakni BISA Ruang Vokasi (BRV) dan Karya BISA (KRB) sebagai platform pembelajaran berbasis industri untuk mempercepat sinergi antara sektor pendidikan dan industri.
Program BISA Ruang Vokasi (BRV) didasarkan pada konsep teaching factory yang menggabungkan proses pembelajaran berbasis industri ke dalam kurikulum pendidikan.
Program ini dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan keterampilan dasar pekerja masa depan di lapangan.
Sementara, Program Karya BISA (KRB) mengedepankan kerja sama antara sektor industri, pendidikan dan UKM, dalam mengelola proses daur ulang limbah industri untuk menghasilkan produk ramah lingkungan guna memenuhi kebutuhan operasional industri.
Direktur Delta Dunia Group dan Komisaris BIRU Dian Andyasuri mengatakan, Delta Dunia Group merupakan salah satu perusahaan holding energi terkemuka di Indonesia sekaligus induk dari beberapa anak perusahaan, di antaranya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia, PT Bukit Technology Digital, dan BIRU.
"Hari ini, kami memperkenalkan dan meresmikan BIRU sebagai entitas sosial inovatif yang didedikasikan untuk pendidikan kejuruan dan pengelolaan daur ulang limbah. Ini sekaligus merupakan bukti komitmen teguh kami terhadap prinsip-prinsip ESG," kata Dian, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/9).
Kehadiran BIRU diharapkan dapat mendorong pendidikan berkelanjutan dengan konsep ‘link and match’ untuk menghubungkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan dunia pendidikan.
Selain itu, BIRU juga mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, serta lapangan kerja dan pekerjaan yang layak bagi semua.
Solusi dan ekosistem yang dihadirkan oleh BIRU melalui BRV adalah yang pertama di Indonesia untuk mengakselerasi peningkatan SDM vokasi berkelas dunia.
Program ini bekerja sama dengan industri dan diperkuat dengan pemanfaatan aplikasi digital dan teknologi Virtual Reality (VR) yang dapat diakses oleh para siswa se-Indonesia.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional 2023 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang. Dari angka tersebut, sebanyak 7,99 juta tercatat tidak memiliki pekerjaan.
Dari jumlah tersebut, tingkat pengangguran terbuka dengan latar belakang pendidikan sekolah menengah atau sederajat mencapai 8,41 persen atau tertinggi dibandingkan dengan angka pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan lainnya.
Perwakilan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI Sitti Utami Haryanti mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya penyerapan tenaga kerja terdidik adalah belum adanya link and match atau keselarasan antara sektor pendidikan vokasi dengan dunia industri.
Padahal, lulusan vokasi diharapkan memiliki keterampilan dan kesiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk mendorong tercapainya keselarasan itu, perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak.
Pihak Kemendikbud Ristek, kata Sitti, akan mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan berbasis lingkungan sosial melalui pendekatan STEAM (science, technology, engineering, art, and mathematics).
"(Tujuannya) agar memiliki dampak yang luas serta berkelanjutan. Kami berharap BIRU dapat berperan aktif dan menjadi bagian dalam mewujudkan ekosistem tersebut," ujarnnya.
Adapun, peresmian BIRU selain menjadi milestone penting, sekaligus mencatat pencapaian baru bagi BIRU yang mulai memperluas jangkauannya ke sektor lain di luar pertambangan dan energi.
Hal ini ditandai melalui penandatanganan kerja sama dengan dua mitra baru pelaku industri hospitality, yaitu PT Pangansari Utama Food Resources dan Hotel Indah Palace, serta dua lembaga pendidikan vokasi hospitality MedWist dan SMKN 3 Sukoharjo.
Program sekolah vokasi di bidang hospitality yang dijalankan oleh BRV bekerja sama dengan mitra sekolah kejuruan dan perguruan tinggi akan dimulai pada Q4 2023.
Diharapkan, tahun depan sudah ada lulusan-lulusan bidang hospitality BRV yang terekrut di perusahaan-perusahaan pariwisata.
Direktur Utama BIRU Kristiyanto Widiyawan mengatakan, saat pertama kali diperkenalkan pada 2018, program BISA Ruang Vokasi fokus mendukung pendidikan berbasis industri untuk meningkatkan jumlah lulusan vokasi di bidang mekanikal dan engineering.
Program ini, kata Kristiyanto, telah berhasil mendukung kebutuhan tenaga kerja di industri energi dan pertambangan. Meski begitu, kami menyadari perlunya untuk menjangkau ke sektor-sektor lain yang juga membutuhkan tenaga kerja vokasi terampil.
"Karena itu, mulai tahun ini, kami memperluas jangkauan, dimulai dengan menggarap sektor pariwisata dan perhotelan. Ke depannya, kami akan mengaplikasikan solusi BRV ke sektor-sektor lain, seperti manufaktur dan perkebunan," jelasnya
Menurut Kristiyanto, hal yang membedakan BRV dari solusi vokasi lainnya adalah BRV bekerja sama dengan industri.
Artinya, BRV memberikan kesempatan bagi siswa untuk magang di perusahaan dan mendapatkan sertifikasi nasional yang dapat berkembang menjadi sertifikasi internasional.
"Selain memberikan keuntungan bagi perusahaan, BRV juga memberikan dampak sosial yang positif, khususnya mengurangi pengangguran vokasi,” paparnya.
Sektor hospitality yang di antaranya meliputi pariwisata, perhotelan, dan kapal pesiar merupakan bagian dari industri hospitality yang paling banyak membuka peluang bagi lulusan vokasi.
Potensi bangkitnya industri hospitality Indonesia pasca pandemi berdampak pada meningkatnya kebutuhan SDM secara bertahap.