Mengulas Peristiwa G30S PKI, Sejarah, dan Kronologi

Berikut pembahasan tentang peristiwa G30S PKI, sejarah, dan kronologi.
Ghina Aulia
29 September 2023, 15:28
Peristiwa G30S PKI, Sejarah, dan Kronologi.
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Muralis menggambar wajah Pahlawan Revolusi yang gugur pada peristiwa G30S PKI di Cimindi, Cimahi, Jawa Barat, Selasa (27/9/2022). Mural yang digambar oleh muralis dari komunitas Seniman Kreatif Cimindi tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak untuk mengenal Pahlawan Revolusi yang gugur pada peristiwa G30S PKI.

Ia juga sempat menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Posisi terakhir yang didudukinya adalah Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat.

6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Jenderal Sutoyo Siswomiharjo sempat menjadi pegawai negeri di Kantor Kabupaten di Purworejo. Setelah itu, ia bergabung di Kepolisian TKR dan resmi menjadi anggota Korps Polisi Militer.

Lahir di Kebumen, Sutoyo sukses menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto. Ia juga diamanahi untuk menjabat di posisi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.

7. Kapten Pierre Tendean

Pierre Tendean merupakan pria kelahiran 21 Februari 1939 di Jakarta. Ia menempuh pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik.

Sebelum resmi menjadi ajudan, Pierre sempat menjabat sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Sebelum tragedi G30S PKI, ia ditugaskan untuk mengawal Jenderal A. H. Nasution yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan, Kepala Staf Angkatan Bersenjata.

Dalam peristiwa itu, sejumlah jenderal disambangi kediamannya oleh Resimen Cakrabirawa. Mereka dikabari untuk segera menemui Presiden Soekarno. Alih-alih memenuhi tugas, para jenderal justru ditembak dan dihabisi.

Di antaranya adalah Kapten Pierre Tendean yang kala itu bertugas menjadi bawahan Jenderal A. H. Nasution. Ia mengaku menjadi A. H. Nasution agar Sang Jenderal bisa menyelamatkan diri. Ia bertemu dengan Resimen Cakrabirawa. Terjadi penyerangan di kediaman mereka.

Kapten Pierre Tendean diserang hingga kehilangan nyawa. Nahasnya, kala itu Ade Irma yang merupakan anak dari Jenderal A. H. Nasution terbangun dari tidurnya. Mereka berdua pun terbunuh, sementara Sang Jenderal berhasil melarikan diri.

Para korban dihabisi dan dibuang di Lubang Buaya yang lokasinya di sekitar Cipayung, Jakarta Timur. Alih-alih dikubur dengan layak, mereka ditumpuk layaknya bukan manusia.

Kronologi G30S PKI

Berikut kronologi G30S PKI:

1. Resimen Cakrabirawa di bawah perintah Letkol Untung menyambangi kediaman jenderal untuk menculik yang dianggap menghambat penggulingan kekuasaan pemerintahan Soekarno.

2. Para jenderal yang terbunuh dibuang ke sumur di kawasan Pondok Gede, Jakarta. Wilayah tersebut sekarang terkenal dengan nama Lubang Buaya.

3. Kejadian di malam 30 September 1965 menyebar secara luas, khususnya Pulau Jawa.

4. Pada 1 Oktober 1956, Mayjen Soeharto memerintah Resimen Cakrabirawa untuk mengambil alih RRI dan media komunikasi lainnya untuk menyebarkan berita bahwa Presiden Soekarno dan Jenderal A. H. Nasution selamat.

5. Pada 2 Oktober 1965, PKI dikabarkan mundur dari kawasan Monas. Polisi Sukitman selamat dari pembunuhan PKI. Akhirnya lokasi tempat jasad para jenderal ditemukan di Lubang Buaya.

6. Pada 4 Oktober 1965, jasad para jenderal diangkat.

7. Pada 5 Oktober 1965, jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Demikian pembahasan tentang peristiwa G30S PKI, sejarah, dan kronologi. Anda juga bisa membaca buku sejarah atau film berjudul sama yang menceritakan tragedi ini.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...