Ekspansi Bisnis Go-Jek, dari Ojek ke Fintech
Go-Jek merupakan start-up Unicorn pertama di Indonesia. Sejak berdiri pada 2010, Go-Jek terus melakukan ekspansi bisnis, mulai dari jasa penyediaan transportasi ke jasa keuangan. Pada Desember ini, start-up yang didirikan Nadiem Makarim, mengakuisisi tiga perusahaan fintech, dan berencana melebarkan sayap ke luar negeri.
Pada Januari 2015, Go-Jek meluncurkan aplikasinya yang dimulai di tiga kota. Lalu Agustus 2016, Go-Jek mendapatkan predikat Unicorn pertama di Indonesia setelah mendapat suntikan dana sebesar US$ 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Hingga saat ini, perusahaan jasa transportasi daring ini telah memiliki 300 ribu pengemudi di 50 kota dengan 16 layanan.
Selama 2017, Go-Jek mengakuisisi perusahaan tiket yaitu Loket.com dan tiga perusahaan fintech lainnya, yakni Kartuku, Mapan, dan Midtrans. Aksi ini dilakukan setelah mendapatkan dana segar dari Tencent, perusahaan asal Tiongkok sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Hingga Agustus 2017, valuasi Go-Jek diperkirakan mencapai Rp 39 triliun. Menurut CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, 2018 akan menjadi tahunnya Go-Pay sekaligus akan melebarkan sayap bisnis ke empat negara di Asia Tenggara.
Catatan:
Ada perubahan (update) data mitra pengemudi Go-Jek dalam infografik ini, dari sebelumnya 300 ribu menjadi 850 ribu, termasuk mitra pengemudi Go-Car. Perubahan ini mengacu pada wawancara CEO & Co-Founder Go-Jek Nadiem Makarim dengan CNBC pada 14 November 2017.