Nasib Twitter di Tangan Elon Musk
Orang terkaya di dunia, Elon Musk resmi mengakuisisi Twitter dengan nilai US$44 triliun atau sekitar Rp685 triliun ( kurs Rp15.588/US$) pada Kamis, 27 Oktober 2022. Di bawah kepemimpinannya,d ia melakukan sejumlah perubahan pada perusahaan media sosial tersebut.
Langkah pertama yang dilakukannya adalah merombak jajaran petinggi Twitter. Pria yang juga merupakan CEO Tesla itu dilaporkan memecat Chief Executive Officer (CEO) Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, serta Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.
Mengutip Reuters, Elon Musk menuding mereka memberikan data yang menyesatkan soal jumlah pengguna dan akun palsu di Twitter. Agrawal dan Segal dikabarkan berada di markas Twitter di San Fransisco ketika kesepakatan akuisisi Twitter ditandatangani. Mereka kemudian dikawal keluar dari gedung.
Di sisi lain, Musk juga mengatakan, dirinya akan menghadirkan beragam fitur baru untuk membuat platform Twitter menjadi lebih baik. Salah satunya adalah membuka algoritma Twitter supaya bisa dipakai semua orang (open source) demi meningkatkan kepercayaan publik.
Dia berencana membuat algoritma yang menentukan bagaimana konten disajikan kepada pengguna tersedia untuk umum. Selain itu, mencegah platform menjadi ruang gema untuk kebencian dan perpecahan.
Tak hanya itu, setelah resmi menguasai Twitter Musk akan memberlakukan biaya langganan akun “centang biru” atau yang sudah terverifikasi. Pengguna harus berlangganan Twitter Blue yang rencananya dipatok US$4,99 per bulan.
Pengguna terverifikasi akan memiliki 90 hari untuk berlangganan, “Atau mereka akan kehilangan lencana ‘terverifikasi’,” seperti dikutip dari Reuters.
Layanan Twitter Blue tersebut menawarkan akses eksklusif ke fitur premium termasuk fitur edit tweet. Fitur edit tweet tersedia awal bulan ini, setelah Musk melakukan jajak pendapat pada April dan menanyakan apakah mereka ingin tombol edit. Sebanyak lebih dari 70% mengatakan menginginkan fitur tersebut.
Sementara itu, Washington Post melaporkan, Musk berencana untuk memangkas secara besar-besaran karyawan Twitter. Dia ingin melakukan PHK hingga 75% dari 7.500 pegawai.
“Kepemilikan baru Musk diharapkan membawa perubahan besar pada perusahaan media sosial, yang telah lama dianggap berkinerja buruk di Silicon Valley,” demikian dikutip dari Washington Post.